Senin, 13 Juli 2009

Topan Sucipto: Pembalap Muda Dari Marunda


Siang itu terik matahari menyengat Bangkok Racing Circuit. Diatas motor Jupiter MX Yamaha ada seorang pembalap yang terlihat paling muda diantara yang lainnya. Dia adalah Topan Sucipto sang Juara ke-2 di sesi pertama ajang Asean Cup Race Yamaha Januari lalu di Thailand.

Topan baru berusia 14 tahun. Tubuhnya pun terlihat lebih kecil dari motor yang ia naiki. Tapi jangan panggil ia Topan jika pembalap ini tak mengejutkan lawan dan seniornya. Doni Tata, misalnya yang sekarang berusia 18 tahun. Rekor Doni Tata di sirkuit Sentul akhirnya terpecahkan oleh rekor Topan yang ikut di ajang Indoprix tahun lalu kejuaraan tim Asia.
Lahir dari keluarga Pembalap, Topan Sucipto perlahan menjelma menjadi pembalap sungguhan. “Dari kakek, ayah dan kakak saya semuanya pembalap. Dan kakak saya sekarang menjadi manajer balap saya,” begitu seru Topan bersemangat. Dedikasi anak daerah Marunda Jakarta Utara ini bukan sembarangan. Terbukti keikutsertaannya di ajang Asean Cup 2006 di urutan 6 dari target masuk urutan 8 besar. Kemudian mengikuti ajang ke Yamaha Cup Race Motoprix dan menjadi juaranya. Selain itu ia juara ke-3 di Yamaha Cup Race kelas Underbone 110cc Novice dan juara ke-4 di ajang yang sama di kelas 125cc Novive. Daftar ini baru sebagian dari track record Topan sepanjang mengikuti balapan sejak tahun 2007 alias baru 2 tahun di ajang balap profesional.
Tapi, yang namanya Topan tetap saja seperti anak seusianya. Terkadang ia tidak ‘PD’ ketika berhadapan dengan lawannya yang lebih senior. Ia mengakui kehebatan pembalap M. Fadli, Tule dan Sudharmono yang punya prestasi dan jam terbang tinggi di dunia balap. “Tapi bagaimanapun kita mesti kalahkan lawan kita. Caranya ya dengan pintar-pintar menahan emosi. Kita bisa belajar dari mereka (pembalap senior, -red) dan kita bisa kalahkan mereka,” seru Topan optimis meski di tahun ini lawannya adalah Hokky Krisdianto dan Harlan yang lebih senior dari Topan.

Terusik Mimpi

Bagi Topan membalap adalah darah dagingnya sendiri. Ia mengakui jika mulai dari kakek, ayah dan kakaknya adalah pembalap. Sejak kelas 1 SD Topan sudah dibelikan ayahnya motor Yamaha Force1. Sejak saat itu hidupnya sering diusik dengan impian menjadi pembalap motor jika ia besar nanti.
Bahkan sang kakak Topan, Poppy juga ikut menjadi sparing partner untuk balapan di sentul. Ia bercerita jika ia sering latihan bersama kakaknya di Sentul. Di sesi balapan ini ia bisa memaksimalkan kecepatan motornya. Aktifitas lainnya yang sering diikuti Topan tentunya adalah balap di jalanan. Meski illegal, bagi Topan ini menjadi ajang untuk memperbanyak jam terbang balapan.
Di sisi lain, Topan sangat menghargai kerja keras mekanik timnya. Ia sangat sadar jika kerja mekanik sangat membantu dirinya untuk memacu motor sesuai keinginannya. Topan juga sadar jika mental dirinya terbentuk karena lingkungan keluarga yang juga pembalap. Akhirnya, ia angkat topi sebagai tanda terimakasihnya kepada orang-orang disekitarnya yang membantu menjadikannya seperti pembalap termuda di tim Yamaha saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar