Senin, 22 Juni 2009

Rossi Mendadak Jadi Bintang Iklan


Rupanya, kehadiran Rossi di Jakarta bukan sekadar ke Istora Senayan saja. Tapi, tahukah Anda jika Rossi menyempatkan dirinya untuk berperan sebagai bintang iklan bersama Komeng, Didi Petet dan Ida Kusuma? MotoDream melaporkannya untuk Anda.

Persisnya di awal bulan Februari lalu. Semua crew produksi iklan Yamaha yang jumlahnya puluhan crew sudah bersiap-siap di studio menanti kedatangan Rossi. Begitupun dengan bintang lain seperti Komeng, Didi Pete dan Ida Kusuma yang tak sabar ingin melihat langsung sang legenda MotoGP Valentino ‘The Doctor’ Rossi.
Sesampainya Rossi di lokasi, sang sutradara pun langsung memberikan naskah skenario kepada Rossi. Cerita yang diangkat adalah ‘kuenceng-nya’ Jupiter MX dan aksi Komeng yang super duper heboh. Begitu bangganya Komeng dengan Jupiter MX tiba-tiba muncul Valentino Rossi mengendarai Jupiter MX yang ternyata lebih kencang dari Komeng. Jadi, jangan heran jika iklan ini lebih heboh dari iklan Yamaha yang pernah ada. Iklan Yamaha Jupiter MX kali ini menjadi yang pertama dan satu-satunya iklan di Indonesia yang dibintangi langsung Valentino Rossi bersama bintang iklan Yamaha lainnya. Kita tunggu aksi Rossi, Komeng, Didi Petet dan Ida Kusumah di bulan April ini di layar TV.
Baca Selanjutnya..

Jumat, 19 Juni 2009

Lentera Ilmu Dari Kalimantan


Masih ingat jaman kita suka bolos sekolah? “Ah, tenang gurunya juga gak tahu kalau kita bolos” itulah kata-kata dalam hati yang sering terucap kalau kita bolos sekolah. Tapi sadarkah jika seorang guru telah menjadikan kita seperti sekarang ini. Punya ilmu, punya pekerjaan dan punya jabatan. Apa iya kita melupakan jasa guru semudah menjentikan jempol jemari? Tap!

Guru memang sudah dipersiapkan secara bathin untuk dilupakan oleh muridnya. Tapi alangkah baiknya kita berempati tentang perjuangan guru yang mentransfer ilmunya ke motobikers. Inilah kisah guru bernama Harmonika yang ikhlas mengajar di pedalaman hutan Kalimantan meski harus melewati perjalanan selama 120 km dalam sehari.
“Selamat pagi ibu Monik! Aku sudah kerjain PR-nya bu” begitu sapaan murid SDN 23 Gunung Ambawang di kecamatan Teluk Pakedai – Kabupaten Kubu Raya di propinsi Kalimantan Barat. Berawal dari jam 5.00 subuh, ia sudah memanaskan motor dan sarapan, Monik sudah bersiap mengajar. Ia tinggal di kota Pontianak di sebuah rumah sederhana. Setiap pagi ia rutin memanaskan motor Yamaha Vega R yang ia beli tiga tahun lalu.
Ketika jalanan masih gelap dan belum tersinari mentari, Monik sudah melaju menuju tepi anak sungai Kapuas. Perjalanan dari rumah menuju tepi sungai masih bagus. Beraspal dan tak ada jalan berlubang. Begitu sampai di tepi sungai ia menaikkan motornya ke sebuah perahu motor. Ia tempatkan motor Vega R miliknya diatas perahu motor. Perjalanan diatas perahu motor sedikit bikin ngeri. Maklum, Monik pernah mengalami perahu motornya terguncang hebat ketika kapal tongkang melaju tak jauh dari perahu motornya. Wusshhh! Ombak sungai sempat mengombang-ambingkan perahu motor karena ukurannya yang jauh lebih kecil.
Sesampainya di tepi sungai yang dituju ada tantangan baru menghadang. Tantangannya adalah jalan rimba yang menggila! Bayangkan Monik harus melewati tanjankan dari tanah merah yang terjal. Lalu ada turunan yang kemiringannya hingga 45 derajat. Itu saja? Belum, ia juga harus melewati jembatan gantung yang semakin lama semakin reot termakan usia. Lalu, apa yang selalu membuatnya semangat meski keselamatan jadi risiko? Tak lain adalah wajah-wajah lugu dan penuh semangat dari anak-anak didiknya. “Saya cinta pendidikan. Memang, kalau melihat kondisi sekarang sih sedih. Terkadang saya melihat semua itu membuat saya tersentuh” begitu aku Monik tentang sekolah dan anak didiknya.
Sekolah tempat ia mengajar sebenarnya sudah kurang layak. Bayangkan, sekolah itu dulunya adalah sebuah rumah dinas pegawai pemerintahan yang disulap jadi sekolah dasar. Di kelas tidak ada pintu bahkan atap pun sudah mengelupas dan selalu bocor jika sedang hujan. “Kasihan juga anak-anak. Mereka terkadang susah konsentrasi karena banyak anak-anak lain yang tidak terdaftar di sekolah ikut mengikuti pelajaran” begitu jelas Monik sambil mengingat kejadian sehari-hari di sekolahnya.
Rupanya pengorbanan siswa di SDN 23 Gunung Ambawang sama beratnya dengan pengorbanan Harmonika. Jarak yang jauh dan medan yang berat menuju serta ditambah aktifitas lain sebagai mahasiswa STKIP PGRI Pontianak membuatnya kelelahan yang hebat. “Saya sering tertidur di motor lho?” seru Monik sambil tertawa kecil. Padahal kita tahu di saat itulah maut mengintai. Tapi tahu apa jawaban ibu guru ini? “Kayak gitu (tertidur ketika naik motor, red) saya sudah terbiasa mas! Hehehe..” jelas Monik pada MotoDream.
Harmonika adalah seorang guru sederhana yang dilahirkan dari keluarga Polisi. Ia lahir pada 27 Maret 33 tahun yang lalu. Memiliki ayah seorang Polisi tentu sangat mempengaruhi angan dan cita-citanya. Wanita sederhana ini dulu mengidamkan bisa menjadi seorang Polisi Wanita atau Polwan. Tapi Tuhan berkehendak lain. Ia kini menjadi seorang guru untuk sebuah Sekolah Dasar yang berjarak 60 Km dari rumahnya.
Ia bersyukur jika motornya saat ini membuat dirinya mulus menjalankan misinya sebagai guru. Selama 3 tahun dan setiap hari menempuh ratusan kilometer namun Monik tetap tenang. Padahal, biasanya motor lain cenderung rewel minta perbaikan ini-itu. Bayangkan jika dalam seminggu ia mengajar selama 6 hari dikalikan 120 Km Pulang-Pergi? Sebulan saja sudah 2.880 Km! “Alhamdulillah, tak ada kerusakan. Saya belum pernah ganti plat kopling, schock breaker termasuk knalpot” begitu curhat Monik. Rahasia monik untuk mempertahankan motor satu-satunya ini ternyata sederhana. Ia rajin memeriksakan kondisi motornya ke bengkel. Di bengkel ini ia meminta montir untuk memeriksa kondisi mesin, oli hingga pengapian.
Sudah 10 tahun ia menjadi pengajar. Selama itu pula dirinya selalu berharap pada petinggi di negeri ini untuk memperbaiki sistem pendidikan. Hati monik terkadang merasa miris jika melihat kondisi sekolah tempat ia mengajar. “Saya berharap sistem pendidikan dibenahi. Khususnya tempat-tempat yang terpencil. Terutama sih buku-bukunya. Jangan sampai ada kepincangan antara kota dan daerah” begitu ungkap Monik.
Bulan ini akan menjadi momentum terbesar buat Harmonika. Persis di tanggal 2 Mei Monik bersama-sama ribuan guru lainnya di Indonesia memperingati Hari Guru se-Indonesia. Detik-detik inilah untuk kita semua mengenang jasa guru selama 1 hari dari 365 hari yang kita lewati dalam setahun. Satu hari untuk pahlawan tanpa tanda jasa.
Baca Selanjutnya..

Muhammad Kadafi: Pembalap Bergelar Magister Hukum


Bangkok Racing Circuit mulai menyepi di sore (18/1) itu. Sisa-sisa dari balapan Yamaha Asean Cup Race 2008 hanyalah kesunyian yang mulai turun menyelimuti lintasan. Namun didekat akses keluar track ada sosok seorang pembalap Indonesia. Dialah Muhammad Khadafi.

Pembalap Yamaha yang satu ini terlihat berbeda diantara lainnya. Sebelum balapan ia dengan santai mengenakan topi Fedora mirip penyanyi R&B. Ia bahkan sengaja mengenakan Fedora untuk sesi pemotretan dengan seluruh pembalap yang bertarung di hari itu. Itulah yang ciri Kadafi diantara pembalap lainnya.
Dibalik penampilan Khadafi yang ala racer stylish, ia merupakan sosok yang peduli pendidikan. Tahukah Anda jika saat ini Khadafi telah memperoleh gelar Magister Hukum? Iya, Khadafi menjadi satu-satunya pembalap di tim Yamaha yang lulusan S2 Fakultas Hukum dari Universitas Negeri Lampung. Ia mendapatkan gelar ini di usia 25 tahun. Usia yang masih muda untuk ukuran orang Indonesia saat ini.
Ia mendapatkan gelar Magister Hukum karena secara historis ayahnya adalah orang yang sangat peduli pada pendidikan. Ayah Kadafi termasuk pendiri dari beberapa universitas yang ada di Sumatera. Diantaranya adalah Universitas Abulyatama di Aceh, Universitas Mala Hayati di Lampung dan Universitas Dharma Husada di Batam. Inilah amanah dari orang tua Kadafi, ayahnya menginginkan Kadafi untuk mengelola dan ikut bertanggungjawab terhadap kelangsungan sumber pendidikan tersebut.
Saat ini Kadafi sedang mempersiapkan berbagai hal untuk memajukan lembaga pendidikan yang akan ia jalankan. Di sela-sela aktifitasnya sebagai pembalap Yamaha, ia sering pulang-pergi keluar negeri untuk studi banding dengan universitas lain. Tahun ini ia melakukan perjalanan ke universitas di Guanzhu di Cina untuk studi banding. Ia berencana untuk mengaplikasikan ilmu keperawatan. “Mahasiswa Akademi Keperawatan di Indonesia saat ini kan belajar di kelas dan di akhir semester baru bisa praktik lapangan. Kalau di universitas saya mau terapkan mahasiswa yang masih baru sudah bisa mulai praktik kerja lapangan di rumah sakit,” jelas Kadafi mengungkapkan visinya tentang kurikulum yang ia idamkan. Kabarnya, Kadafi saat ini sedang mempersiapkan untuk melangkah ke jenjang S3 untuk mendapatkan gelar Doktor di bidang Hukum.
Lalu bagaimana ia bisa menjadi pembalap Yamaha? Siapa yang menyangka dibalik gelar Magister Hukum, Kadafi dulunya adalah seorang pembalap jalanan. Ia masih ingat ketika itu masih berusia 13 tahun. Meski masih muda namun dia ketagihan balapan di jalanan kota Banda Aceh. Semuanya sempat terhenti ia mengalami kecelakaan. “Waktu itu satu badan saya semuanya luka. Dan rasanya sampai mengakibatkan trauma,” begitu seru Kadafi bercerita pada MotoDream sehari sebelumnya.
Pengalaman kecelakaan inilah yang akhirnya mengubah nasib Kadafi muda. “Kamu mau jadi pembalan beneran tak?” begitu Tanya kakak dari Kadafi. Sejak itulah Kadafi memutuskan untuk pindah bersama kakaknya ke Jakarta. Kadafi masih ingat waktu itu ia dibelikan motor bekas oleh sang kakak untuk menyalurkan hobi balap.
Kadafi terus menyempurnakan skill balapnya di track Kemayoran. Hingga akhirnya ia bertemu Obos dan Ponco yang menjadi perwakilan Team Racing Yamaha Indonesia. Dari situ Obos terpilih menjadi pembalap Yamaha. Ia dikontrak oleh Yamaha pada usia 16 tahun dan mulai balapan dengan pembalap lain di daerah lain.
Terpilih menjadi pembalap Yamaha tentu ada konsekuensi yang mesti dijalani. Salah satunya adalah minimnya waktu bersama teman-teman. “Iya, dunia balap ada kehidupan tersendiri. Ketika masih sekolah, kita punya banyak waktu untuk jalan-jalan. Tapi setelah di kontrak Yamaha kita ingin memberikan yang terbaik untuk Yamaha” jelas Kadafi. Alhasil, ketika teman-teman Kadafi nongkrong bareng di mal atau di café, Kadafi justru melakukan aktifitas olahraga seperti fitness ataupun jogging. Semuanya dilakukan semata-mata untuk menjaga kebugaran sebagai pembalap Yamaha dan meninggalkan pola hidup yang tidak sehat.
Ia bahkan lebih suka menghabiskan waktunya dirumah ketika tidak ada jadwal balap ataupun kuliah. “Aku tak suka keramaian. Aku lebih suka habiskan waktu di rumah. Di rumahku di Lampung, sengaja aku buatkan tempat makan dan tempat nongkrong untuk teman-teman” seru Dafi begitu panggilan akrab Kadafi.
Cita-cita Kadafi tak pernah padam. Meskipun menyatakan mengundurkan diri sebagai pembalap Yamaha, namun ia masih menyimpan semangat untuk memberikan kontribusi kepada Yamaha yang ikut membesarkan namanya. “Kalau bisa ikut membantu balapan. Jadi kemungkinannya saya mentransfer ilmu balapan ke pembalap yang masih baru” begitu ungkap Kadafi.
Bagi Kadafi, menjadi pembalap Yamaha tentu memberikan banyak harapan dan semangat baru. Perjalanan hampir selama 10 tahun bersama Yamaha di dunia balap motor menjadikan Kadafi sebagai pribadi yang tangguh, taktis dan strategis sama halnya ketika ia sedang balapan. Kini, waktu memberikan petuah bagi Kadafi untuk memulai hidup baru di dunia pendidikan. Semua itu sama seperti Kadafi menemukan jati dirinya sebagai pembalap Yamaha 10 tahun lalu. Kini iapun berbangga karena pernah menjadi pembalap yang ikut mengharumkan nama Yamaha Indonesia.
Baca Selanjutnya..

Id- Folding Bike: Lebih Sehat Dengan Sepeda Lipat


Sebagai sebuah komunitas, keberadaan Id-Folding Bike atau komunitas Sepeda Lipat punya perbedaan tersendiris. Dari bentuk sepedanya yang unik, warna yang solid sudah pasti jadi menarik perhatian bagi orang lain. Sedangkan untuk para pengguna, Sepeda Lipat bisa dibilang bentuk ekspresi kecintaan pada alat trasportasi ini.
Id-Folding Bike mencuat kepermukaan sebagai komunitas sepeda yang independent namun kekeluargaan. Berdiri pada11 Maret 2007 silam, Id-Folding Bike dibentuk sebagai ajang berbagi antar anggota komunitas yang menyangkut seputar Sepeda Lipat. Keprihatinan terhadap tingkat polusi udara Jakarta yang semakin meningkat, membuat komunitas ini merasa perlu untuk memasyarakatkan Sepeda Lipat. Pemilihan Sepeda Lipat karena memang sepeda ini praktis, bisa dibawa kemana saja.
“Komunitas Id-Folding Bike kita bentuk memang sebagai wadah untuk saling berbagi seputar Sepeda Lipat. Kita juga memiliki tujuan untuk memasyarakatkan sepeda dalam keseharian masyarakat karena kita tahu polusi udara Jakarta sudah tidak sehat lagi,” terang Azwar HK selaku pendiri Id-Folding Bike.
Penggunaan Sepeda Lipat ini sudah nyata manfaatnya. Sebut saja untuk bike to work, olahraga bersepeda, touring atau hanya sekedar hobi hingga penggila Sepeda Lipat untuk sekadar koleksi. Sepeda Lipat ini juga bisa digunakan untuk pergi ke kantor, disamping sehat penggunaan Sepeda lebih jadi solusi mengatasi kemacetan lalu lintas Jakarta. Ternyata, bukan hanya komunitas sepeda motor yang sering touring ke daerah-daerah. Komunitas Id-Folding Bike juga pernah menyambangi daerah-daerah wisata walaupun hanya pada kisaran Jawa Barat. Misalnya daerah Bandung dan Bogor menjadi tempat favorit komunitas Id-Folding Bike ini untuk dikunjungi.
Walaupun tidak pernah mengikuti ajang kontes sepeda, namun komunitas Id-Folding Bike pernah turut ambil bagian pada event yang pernah diselenggarakan perusahaan tertentu. Seperti event Fun Bike, event kumpul bareng komunitas sepeda beberapa waktu lalu.
Id-Folding Bike memang belum memiliki cabang (chapter) di wilayah lain. Komunitas ini masih terpusat di Jakarta dan semua anggotanya memang berasal dari Jakarta. Meskipun begitu komunitas ini memberikan kekebasan bagi wilayah lain dibawah Id-Folding Bike untuk sekedar kumpul-kumpul atau kopi darat. Sementara untuk lokasi kopi darat (kopdar) sendiri, komunitas ini selalu berganti lokasi. Terkadang Monas, Senayan, Ancol hingga Pasar Festival Kuningan.
Sejak berdiri tahun 2007 silam, jumlah anggota Id-Folding Bike saat ini mencapai 985 orang. Syarat bergabung dengan komunitas Sepeda Lipat ini juga sangat mudah yakni anda cukup terdaftar di mailing list yang sudah disediakan Id-Folding Bike. Sebenarnya komunitas ini bisa dibilang bukan club ‘murahan’. Bagaimana tidak? Jika Anda mengacu pada harga Sepeda Lipat yang digunakan. Harga Sepeda Lipat paling murah berkisar Rp. 500 ribu dan yang paling mahal Rp. 15 juta. Namun demikian, komunitas Id-Folding Bike tidak membatasi background anggotanya, namun kebanyakan anggotanya merupakan pekerja.
Banyaknya anggota komunitas Id-Folding Bike tentunya semakin banyak merek Sepeda Lipat yang digunakan. Sebut saja Dahon, Strida, Birdy, Tikit, United, Polygon, Hasa, serta Brompton. Namun merek yang mendominasi komunitas ini adalah Dahon. Berbeda dengan Sepeda motor dan mobil, perawatan Sepeda Lipat ini memang sangat mudah dan tidak memerlukan banyak biaya. Anggota Id-Folding Bike hanya perlu mengecek rantai dengan pemberian pelumas secara berkala, selain itu penyetingan berkala terhadap perpindahan gigi, serta brake pad (karet rem) juga sangat perlu perhatian lebih karena menyangkut keselamatan pengendara. Jika Anda tertarik untuk menjadi bagian dari komunitas ini atau kepingin tahu lebih jauh seputar Id-Folding Bike, silahkan kunjungi milist-nya di: id-foldingbike@yahoogroups.com atau www.idfoldingbike.com

Nama Komunitas: Id-Folding Bike
Berdiri: 11 Maret 2007
Pendiri: Azwar Hadi Kusuma
Wakil Ketua: Aldrin N
Bendahara: Mia Arial
Jumlah Anggota: 985
Merek Sepeda: Dahon, Strida, Birdy, Tikit, United, Polygon, Hasa, Brompton.
Motto: Don’t Limit Your Possibilities
Baca Selanjutnya..

Menemukan Kembali Yang Pernah Menjadi Kebanggaan


Bersusah payah mencari dan menemukan sesuatu yang sangat dicintai adalah hal yang terkadang menjemukan namun menyimpan sejuta harapan, terkadang pula dihinggapi rasa keputusasaan. Itulah yang pernah dialami Margiono, selama kurang lebih lima tahun mencari motor kesayangannya. Motor yang menjadi sahabat dalam susah dan senang, motor yang setia mengantarkan menuntut ilmu hingga mencapai karirnya. Selalu mengalir dari hulu ke hilir, yang akhirnya bertemu dengan motor kesayangannya.
Pada saat duduk di kelas 1 SMP, sekitar tahun 1975, Margiono mendapatkan hadiah dari ibunya sebuah motor Yamaha Autolube V75. Hadiah yang diperoleh Margiono setelah ibunya menjual perhiasan emas seberat 2 ons, pada waktu itu dihargai sekitar dua ratus ribu rupiah. Dan untuk membeli Yamaha Autolube V75 idaman Margiono, ibunya harus menambah lagi sejumlah uang kira-kira lima puluh ribu rupiah. Akhirnya Yamaha V75 ada di tangan Margiono, sebagai hadiah dari ibunda tercinta karena bisa membuktikan prestasi belajarnya.
Pada waktu itu, di desa Margiono, desa Krajan, Banyubiru, Kecamatan Ambarawa belum banyak pemilik sepeda motor seperti yang dia punya. Sepeda motor adalah barang mewah bagi penduduk desa pada waktu itu. Margiono sejak awal telah jatuh cinta dengan motor Yamaha karena selain bentuk dan desainnya, mesin dan performa Yamaha yang bandel telah melekat di hati Margiono, sehingga Yamaha menjadi kendaraan idaman hatinya.
Dari semenjak duduk dibangku SMP sampai kuliah motor ini selalu menjadi teman di perjalanannya. Selepas SMA Margiono melanjutkan kuliah di UKSW, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, mengambil Fakultas Hukum. Motor inipun selalu setia menemani perjalanan studinya hingga selesai. Setiap hari Margiono selalu membawa motor ini untuk mengantarkannya ke kampus. Seringkali motor ini dipinjam oleh teman-temannya, dan tidak diisi bensin lagi hingga pada suatu saat ia pernah kehabisan bensin ketika pulang dari kuliah. Jarak rumah menuju tempat kuliah sekitar dua puluh kilometer.
Setelah menyelesaikan kuliahnya di UKSW, Margiono kemudian bekerja pada sebuah bank swasta di kota Semarang. Motor kesayangannya ditinggalkan di rumah, untuk dipakai adiknya yang pada waktu itu masih sekolah. Suatu ketika Margiono pulang ke Ambarawa, sesampainya di rumah Margiono sangat kaget, sedih dan kecewa, karena tidak melihat motor kesayangannya. Usut punya usut motor itu telah dijual adiknya untuk ditukarkan motor merk lain. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1995. Karena kecintaannya pada motor itu, semenjak mengetahui motor itu telah dijual dan ditukar, dengan merk lain, ia berusaha mencarinya kembali untuk menebusnya.
Kebetulan Margiono memiliki seorang kawan di Samsat Ambarawa, ia berpesan jika ada motor Yamaha V75 warna hitam dengan nomor polisi H 4315 C dengan tanggal batas akhir pajak 26 Desember supaya diblokir sementara waktu. Bermaksud untuk bisa menemui pemakainya dan menebusnya kembali. Tidak ada kabar berita dengan motor itu selama beberapa tahun. Hal yang membuat Margiono resah adalah ketika kawan Margiono di Samsat Ambarawa mengatakan tidak ada perpanjangan pajak untuk motor itu setiap tahunnya.
Tak kurang akal, Margiono meminta informasi kepada tukang-tukang ojek yang mangkal di pertigaan dekat rumahnya dan berpesan jika ada motor Yamaha V75 warna merah dengan nopol H 4315 C untuk segera menghubunginya. Tidak hanya itu, ia juga berkeliling ke beberapa makelar motor, dealer-dealer jual beli motor di seputar Ambarawa, Salatiga, dan Ungaran. Tetapi semuanya nihil, motor yang menjadi kesayangannya itu belum berhasil ia temukan.

Pencarian yang hampir tak berujung
Bertahun-tahun ia mencari tetapi tak juga mendapatkannya, kabarnya pun tidak terdengar sama sekali. Margiono putus asa dalam pencariannya. Hingga pada suatu siang disaat ia libur, datang seorang yang belum pernah ia kenal. Orang itu datang untuk meminjam KTP Margiono dengan alasan memperpanjang sepeda motor. Margiono berpikir Pak Solimin, orang yang meminjam KTP itu. Meminjam KTP untuk keperluan memperpanjang sepeda motor Yamaha yang lain yang sempat Margiono miliki dan telah dijual. Ketika ditanya mengenai motor apa yang akan diperpanjang, ternyata Pak Solimin mengatakan bahwa ia akan memperpanjang motor Yamaha V75. Margiono gembira bukan main ketika mendengarnya, tetapi ia berusaha untuk tidak memperlihatkan kegembiraannya itu pada Pak Solimin. Pak Solimin menceritakan kalau Yamaha V75 itu telah berpindah tangan hingga lima kali, dan beberapa tempat, motor itu pernah dibeli orang Boyolali, kemudian berpindah tangan ke orang Payaman, Grabag, Magelang. Pak Solimin membeli motor ini dari orang yang tinggal di daerah Simo, Boyolali. Pak Solimin menceritakan kalau ada orang yang ingin membelinya, dan menawarnya dengan harga satu juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah, karena harga belum cocok, maka ia memutuskan untuk tidak menjualnya ia berharap mendapat laba dua ratus lima puluh ribu rupiah, dari harga motor yang sewaktu ia beli, satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah. Keinginan Pak Solimin itu akhirnya diwujudkan oleh Margiono, dengan kebingungan Pak Solimin menanyakan maksud Margiono. Ia datang mau meminjam KTP, tetapi mengapa motor yang akan diperpanjang pajaknya akan dibeli?
Sesaat kemudian setelah diajak ngobrol kesana kemari, Margiono minta diantar oleh Pak Solimin untuk mengambil motor tersebut. Sesampai di tempat pak Solimin dilihatnya motor itu masih dalam kondisi dan keadaan yang baik. Hanya pajak yang tidak diperpanjang selama lima tahun. Kemudian Margiono menceritakan apa yang membuatnya membeli motor itu. Tahun 2000 dimana Margiono dipertemukan kembali dengan motor kesayangannya. Pencarian selama lima tahun itu akhirnya telah membuahkan hasilnya.
Sepulang dari tempat pak Solimin, Margiono membawa motor itu ke rumah ibunya. Tangisan haru seorang ibu, melihat si bebek merah Yamaha V75 kesayangan anaknya kembali. Motor yang dibeli seharga dua ratus lima puluh ribu rupiah. Motor yang sering kali dipakai Margiono mengantar ibundanya ke pasar di Ambarawa untuk membeli keperluan toko yang dikelola ibunya saat itu.

Mengalir seperti air
Motor itu sekarang selalu terawat ditangan Margiono, orisinalitasnya motor itu masih dijaga baik. Meskipun tua, motor itu nampak sehat dan sering dipakai Margiono untuk refreshing melepas penat dari kesibukan kesehariannya mengelola Koperasi Simpan Pinjam Pandu Lestari miliknya. Koperasi yang telah dikelolanya sepuluh tahun terakhir ini.
Banyak kenangan suka maupun dan duka yang pernah ia jalani bersama motor kesayangannya itu. Mengalir seperti air adalah filosofi hidup Margiono. Suami dari Eni Setyowati dan ayah dari Intan Margiwati Puspitayani putri tunggalnya. Margiono adalah seorang yang fanatik dengan motor Yamaha. Dirumahnya masih ada dua koleksi motor varian Yamaha matic yaitu Mio Sporty dan Mio Soul.
Adalah keinginan Margiono untuk tetap tinggal di pedesaan, masih bisa menghirup segarnya udara dan lebih dekat dengan alam. Pemilik kebun duren dan sawah ini ingin memiliki motor trail Yamaha, kendaraan yang bisa ia pakai untuk memeriksa kebun duren atau sawahnya.
Margiono selalu berpesan kepada keluarganya, jika kelak anak cucunya jangan sampai ada yang menukarkan atau menjual motor kesayangannya itu.
Yamaha V75 itu adalah sebagian dari sejarah hidupnya, motor kebanggaan yang merupakan satu simbol dari dimulainya langkah-langkah kecil hingga mampu berlari menuju cita-cita hidup seorang Margiono saat ini.
Baca Selanjutnya..

Senin, 15 Juni 2009

Salah Pilih Oli Mesin Merintih

Oli ibarat darah dalam tubuh kita. Seperti itulah fungsi oli bagi kendaraan Motobikers. Setiap oli disesuaikan dengan kapasitas volume dan kebutuhan mesin. Semakin kental oli berarti tingkat kebocoran akan semakin kecil,tapi beban kerja pompa oli akan semakin berat.

Oli berfungsi untuk melapisi dan memisahkan dua permukaan logam yang saling bergesekan. Sehingga tingkat keausan logam dapat dikurangi, sekaligus mendinginkan mesin. Fungsi lainnya mengangkut kotoran elemen logam. Kotoran tersebut akan disirkulasikan ke filter oli, sehingga mesin tetap bersih. Oli juga mampu memaximalkan kompresi serta menjaga tekanan mesin supaya konsumsi bahan bakar tetap irit dan mesin menjadi bersih.
Bahan dasar oli adalah minyak mentah yang menghasilkan cairan base oil yang ditambahkan zat aditif. Zat ini berfungsi sebagai pelapis dinding silinder sehingga melindungi mesin pada saat start dan mencegah timbulnya karat. Zat inipun mampu melindungi mesin motor meski mesin tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Di samping itu zat ini berfungsi sebagai detergent yang melarutkan kotoran sisa pembakaran. Alhasil, kotoran tersebut dapat terbuang ketika oli diganti. Perhatikan saat Motobikers mengganti oli. Oli yang keluar berwarna hitam kan? Itu berarti fungsi zat aditif bekerja dengan baik karena mampu melarutkan kotoran logam dalam mesin.
Untuk itu MotoDream mengajak Motobikers berpetualang mengenal oli. Yuk, mariii….

1. SAE (Society of Automotive Engineers)
Adalah kode pengenal oli, selanjutnya angka yang mengikuti di belakangnya berarti tingkat kekentalan oli. Semakin besar angka di belakangnya berarti semakin kental oli tersebut. Contoh SAE 10W – 40 / SAE 15W – 50.
Huruf W berarti Winter atau suhu dingin, jadi SAE 10W – 40 berarti oli tersebut memiliki kekentalan pada suhu dingin 10 dan pada suhu panas 40.

2. Perbedaan Oli untuk Bahan Bakar Bensin dan Diesel
Cara membedakan jenis oli bahan bakar bensin dan diesel rupanya sangat mudah. Pertama oli untuk bahan bakar bensin ditandai dengan huruf “ S “. Sedangkan oli untuk bahan bakar diesel ditandai dengan huruf “ C “

3. Kualitas Oli
Kualitas oli ditentukan dengan kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh huruf berikutnya. Contoh API : SL
Huruf “S” sebagai tanda pelumas mesin untuk bensin. Huruf “L” sebagai tanda nilai kualitas oli
Semakin mendekati huruf Z berarti mutu oli semakin baik .

4. Kode dan Ciri
Kode dan ciri oli biasanya terdiri dari 2 huruf. Pertama kode ‘S’ sebagai pelumas mesin untuk bensin dan ciri huruf A-Z dibelakang huruf ‘S’ sebagai kode mutu oli. Semakin mendekati huruf Z maka semakin baik mutu oli tersebut. Contoh;
SM= untuk mesin kendaran tahun > 2004
SL= untuk mesin kendaraan tahun > 2001
SJ= untuk mesin kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya
SH= untuk mesin kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya
SG= untuk mesin kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya
SF= untuk mesin kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya
SE= untuk mesin kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya
SD= untuk mesin kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya
SC= untuk mesin kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya
SB dan SA = sudah tidak direkomendasikan lagi.

5. Periode Ganti Oli
Umumnya oli mesin diganti setiap 5.000 km, tetapi tergantung dengan kualitas oli, semakin baik kualitas oli maka semakin panjang umur pemakaiannya, bahkan ada yang bisa sampai 10.000 km.

6. Usia Oli
Untuk kendaraan yang jarang di pakai, otomatis kilometer kendaraan akan relatif sedikit. Meskipun begitu sebaiknya penggantian oli tidak melebihi satu tahun. Jadi ganti oli lama dengan oli baru meskipun kilometer kendaraan belum mencapai 5.000 km.

7. Gunakan Oli Yang Sama
Penggantian oli sebaiknya menggunakan merk dan spek oli yang sama, mengingat setiap merk oli mengandung zat aditif yang berbeda – beda.

8. Flush
Bila memang hendak mengganti merk oli ada baiknya dilakukan flushing atau dengan membersihkan bagian dalam mesin dengan menyemprotkan udara melalui kompresor, saat ini sudah banyak dijual cairan untuk flushing, jangan lupa ganti juga filter oli.
Baca Selanjutnya..

Galeri Café: Tenangkan Pikiran di Galeri Cafe


Kesibukan dan rutinitas sehari-hari membuat kita suntuk dan lelah pada diri sendiri. Makanya, buat Motobikers sesekali butuh tempat hang out yang nyaman dan penuh ketenangan. Kalau Motobikers menyambangi café atau restoran di dalam mall, yang pertama terbayang adalah susah cari parkiran. Apalagi tempat parkir sekarang semakin penuh dan sesak ditambah lalu lalang pengunjung disana-sini. Namun semua itu tidak akan terjadi lagi pada Motobikers ketika mengunjungi Galeri café.

Café dan Resto yang berada dikawasan Taman Ismail Marzuki – Cikini ini memang ahlinya untuk kepuasan dan kenyamanan pengunjung. Areal parkiran yang luas, ditambah lokasi yang sejuk dengan pelayanan yang optimal dan bersahabat menambah nilai plus resto yang berkonsep campuran modern dan tradisional itu.
Saat menginjakkan kaki café ini, dijamin Motobikers merasakan suasana yang cozy, rileks dan sejuk. Cukup untuk mendinginkan otak yang sudah over heat akibat pekerjaan atau tugas-tugas kuliah. Ditambah dengan live musik yang tersaji persis didalam ruangan resto menambah nikmat saat Motobikers menyantap sajian makanan dan minuman khas Galeri Café. Ade Kurniawan sang pengelola mengaku selalu mengutakanan kepuasan dan kenyamanan pengunjung. Itu didapat bukan hanya dari desain ruangan, namun juga hidangan yang bisa Motobikers nikmati kapan saja.
Resto ini cocok untuk Motobikers yang ingin menikmati berbagai makanan dan minuman ala Indonesia dan Western. Cicipi menu ala carte Bebek Speciality, Shabu-shabu, Steak, Nasi Bakar dan sebagainya. Sementara untuk pelepas dahaga Galeri menyajikan Galeri Exotic dan Blue Ocean. “Siapa saja bisa datang kesini. Soal harga kami relatif dan kompetitif. Yang jelas bukan hanya sajian makanan dan minuman, kami mengutamakan kepuasan lewat tempat yang sangat nyaman dan tenang,” ujar lelaki kelahiran Karawang, Jawa Barat.
Terbukti, harga makanan dan minuman di café itu memang kompetitif dan relatif terjangkau. Untuk hidangan dibanderol dengan harga mulai Rp. 10.000 hingga Rp. 140.000,- sementara aneka minuman mulai dari Rp. 7000 hingga Rp. 25.000,-.
Ternyata Galeri café bukan hanya untuk hang out atau sekedar melepas penat setelah beraktivitas seharian. Café ini juga bisa dijadikan tempat meeting, gathering, hingga resepsi pernikahan. Khusus untuk meeting, Galeri selalu kebanjiran tamu setiap minggunya.
Melihat perkembangan café yang terus meningkat, Ade berniat untuk melakukan ekspansi. Diantaranya adalah kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lokasi ini menjadi bidikan Galeri Café pelebaran usaha selanjutnya. Walau masih dalam tahap perencanaan, namun niat itu sudah direncanakan secara matang jauh-jauh hari. Jika kelak jadi membuka cabang, Ade Kurniawan tetap akan mengusung konsep sama dengan Galeri Café saat ini.
“Ide untuk membuka cabang memang sudah ada, namun kapan pastinya masih dalam tahap pembahasan. Yang jelas saya masih fokus membesarkan dan memajukan Galeri café ini,” imbuh Ade Kurniawan yang punya hobi motor besar.
Jadi, jika Motobikers ingin mengunjungi tempat santai dan penuh ketenangan, ditambah dengan sajian menu Western dan Indonesia. Silahkan kunjungi Galeri café yang selalu ramai dipadati pengunjung setiap Jum’at dan Sabtu, dikawasan TIM, Cikini Jakpus.

Galeri Café
Makanan Motobikerslan: Bebek Special, Shabu-shabu, Steak, Nasi Bakar.
Minuman Motobikerslan: Galeri Exotic, Blue Ocean
Harga Makanan: mulai Rp. 10 ribu – Rp. 140 ribu
Harga Minuman: mulai Rp. 7000 – Rp. 25 ribu
Buka: Senin – Kamis pukul 09.00-23.00
Jum’at – Sabtu pukul 09.00 - 00.00
Alamat: Komplek Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya No.73
Baca Selanjutnya..

Resto Taman Hek: Nuansa Pedesaan di Pinggiran Jakarta


Hmmm…enak rasanya setelah beraktifitas seharian lalu nongkrong di café atau resto. Terlebih lagi jika resto tersebut punya suasana yang alami, nuansa bersahabat ditambah desainnya yang mirip sekali dengan bumi Priangan di Jawa Barat. Bedanya lagi, karakter resto seperti ini jarang ditemui di kota besar.

Jika anda jeli, ada satu resto yang sangat nyaman dan memiliki konsep pedesaan layaknya di kawasan Puncak atau Sukabumi. Ya, Resto Taman Hek namanya. Dengan mengusung konsep alam, resto ini memang layak di jadikan alternatif untuk rileks sembari meregangkan otot yang kaku selama bekerja. Resto yang beralamat di Jalan Raya Bogor km 21, Jakarta Timur itu merupakan lokasi santai yang sangat komplit. Baik untuk hidangan, minuman hingga hiburannya. Menunya super komplit, mulai nasi timbel, bakso, mie ayam, gado-gado hingga gurame asam manis tersaji disana. Minumannya pun sangat variatif, ada wedang ronde, teh poci sampai susu jahe. Soal harga, resto ini memang benar-benar terjangkau. Harga makanan dipatok dari Rp. 3.500 hingga 60 ribu. Sementara minuman mulai Rp. 1.500 hingga Rp. 25 ribu. “Kami memang menerapkan konsep resto untuk kalangan middle-up, namun soal harga resto Taman Hek bisa dikatakan paling murah dikelasnya. Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan live music disamping suasananya yang sangat alami dan segar,” terang Ika, salah satu staf karyawan resto Taman Hek.
Resto ini terletak dipinggir jalan, persisnya setelah melewati pertigaan lampu merah Hek, Jakarta Timur. Sekilas memang tidak nampak resto dengan konsep pedesaan disana. Namun jika Motobikers masuk kedalam dan menuruni anak tangga, suasana alam akan sangat terasa. Pohon-pohon rindang nampak mengelilingi saung mungil yang bisa menampung empat hingga enam orang. Ditengah-tengah terdapat kolam yang dikelilingi pagar bambu. Sementara persis didepan, nampak berdiri panggung untuk pertunjukan live music. Hamparan rumput hijau nampak mengelilingi jalan setapak menuju saung yang berjejer rapi. Suasana itu menambah kesan asri dan nyaman untuk pengunjung yang datang.
Karena harga yang ditawarkan relatif terjangkau, tak jarang diantara beberapa pengunjung merupakan pelajar yang sengaja berkunjung untuk mengisi perut dan santai sejenak. Resto milik A. Brahmana ini setia menunggu pelanggan mulai hari Senin Hingga Minggu, buka pukul 11.00 dan tutup pukul 23.00. Karena terbilang jarang resto dengan konsep alami bernuansa pedesaan di pinggiran Jakarta, tak heran jika jumlah pengunjung dalam satu hari mencapai 100 orang. “Jumlah pengunjung lumayan banyak, satu hari bisa sampai 100 orang. Mungkin selama ini orang bosan dengan resto yang serupa dengan konsep modern. Makanya Taman Hek hadir dengan konsep alami dan sajian menu yang disesuaikan dengan daerah pedesaan juga,” tambah perempuan yang sudah tiga tahun bekerja di resto ini.
Ternyata, resto dengan suasana alami berkonsep pedesaan itu tidak hanya bisa dinikmati oleh pengunjung biasa. Tak jarang, resto Taman Hek juga dijadikan tempat meeting dan launching beberapa produk. Bahkan, dengan ongkos Rp. 3 juta, resto ini bisa disulap untuk menggelar resepsi pernikahan. Namun itu belum termasuk sewa pelaminan, tenda serta hidangan. Taman Hek juga menyediakan camilan atau dessert untuk pengunjung berupa pisang penyet dengan taburan keju dan coklat, mix fruits, salad sayur dan buah, pisang bakar karamel, pisang aroma, callamary serta ice cream.
Jadi, buat Motobikers yang rindu dengan kampung halaman namun tak sempat pulang. Resto Taman Hek jadi tempat untuk membayar kerinduan itu. Dengan suasana mirip pedesaan dijamin Motobikers bisa betah bersama teman maupun keluarga makan dan menikmati tempat ini.

Nama: Resto Taman Hek
Menu andalan: Gurame asem manis, Nasi timbel komplit, tempe mendoan
Minuman andalan: Teh poci, susu jahe
Buka: Senin – Minggu (pukul 11.00-23.00)
Pemilik: A. Brahmana
Alamat: Jalan Raya Bogor KM 21, No. 17 Jakarta Timur 13830
Baca Selanjutnya..

Indro Warkop: Ikut Peduli Safety Riding


Mengendarai Moge tentunya hal yang menyenangkan. Seperti Indro Warkop. Pemilik nama lengkap Drs. H. Indrojoyo Kusumonegoro ini selalu mengenakan motor gede koleksinya kemanapun pergi. Personil Warkop memang terlahir dari keluarga pecinta moge dan Ingin melanjutkan hobby yang ditekuni  sang ayah.

Sejak kecil Indro memang berbeda dari anak-anak lain seusianya. Ketika anak-anak lain kepingin dibelikan mainan oleh orang tuanya. Indro lebih memilih sebuah motor Harley dari hasil keringatnya sendiri. Impiannya itu baru terwujud nyata saat menginjak usia 18 tahun yang didapat dari uangnya sendiri.
Menurut Indro, banyak hal yang menarik dan dirasakan begitu berbeda saat mengendarai moge. Aliran adrenalin yang begitu cepat, “Disini kita mesti mengenal yang namanya safety riding,karena meng-handle motor ini kan enggak gampang karena harus konsentrasi yang tinggi. Udah gitu, motor Harley Davidson ini enggak bisa dibawa pelan. Itu juga salah satunya yang menjadi kenikmatan tersendiri,” terangnya.
Hingga kini, Indro telah mengoleksi enam buah motor Harley Davidson dengan berbagai macam Tipe. Dari keenam Moge yang dimilikinya itu, ada satu yang menjadi favoritnya. Yaitu Harley bertenaga 750 cc dengan dengan bobot 300 kg. Indro mengatakan Harley bukan hanya sebuah merk motor saja, tapi moge yang sudah digeluti sejak 33 tahun ini, sudah menjadi bagian dari hidupnya. ”Harley itu, kalau wawasan sedikit saja kita enggak ngikutin. Kita pasti ketinggalan. Selain itu Harley sama dengan pengetahuan dan saya disini hanya kepingin tahu bagaimana sih cara berkendara dengan benar,”jelas Indro Warkop.
Pria kelahiran Purbalingga, 5 Mei 1958, Jawa Tengah ini mengaku kerap meluangkan waktunya bersama teman-teman melakukan touring ke seantero Indonesia. Hampir semua daerah telah dikunjunginya. Bahkan sampai ke luar negeri. ”Kenapa daerah menjadi pilihan utama? Karena Jakarta kurang safety untuk mengendarai moge. Sekarang jalur lalu lintasnya begitu padat. Makanya pilih daerah supaya bisa saya nikmati saat mengendarai moge,” terang Indro saat dihubungi Motodream melalui ponsel.
Biasanya, pecinta moge akan mempersiapkan budget khusus untuk merawat motor kesayangannya itu. Namun enggak begitu dengan Indro, dia mengaku enggak butuh budget khusus karena moge dianggapnya sebagai motor yang awet. ”Untuk ganti aki yang biasanya orang bisa setahun, malahan aku bisa sampai 5 tahun. Dan aki motorya enggak perlu dilepas dari motornya. Kan cukup hemat tuh, kalau untuk aksesoris pastilah ada karena ingin tampil beda dengan yang lain. Dan kalau sudah hobby, uang bukanlah hal yang menjadi kendala untuk biaya perawatan moge ini. Jadi istilahnya kalau orang rajin mandi, makannya teratur pokoknya, motor tetap sehat dan enggak ngerorong deh. Jadi dalam perawatan uang bukanlah perihal pertama menjadi kendala,” ungkap Indro Warkop. 
Sampai saat ini, meski telah memiliki 6 unit motor Harley Davidson, Indro masih kepingin menambah koleksinya lagi. Salah satunya adalah motor jenis Ultra Classic yang memang khusus untuk touring. Boleh dibilang seleb senior yang satu ini selain maniak Harley, juga telah banyak memberikan sumbangsihnya terhadap masyarakat. ”Selain jadi relawan menjadi pengatur lalu lintas, kegiatan positif bersama club telah banyak yang kita lakukan. Ya, seperti sekarang ini aku diminta menjadi penasehat club motor dari yang besar sampai yang kecil, salah satunya memberi contoh bagi masyarakat bagaimana cara berkendara yang benar, safety riding. Bahkan sampai kegiatan sosial lainnya,” ungkapnya.
Baca Selanjutnya..

Punya Motor Harganya Milyaran, Mau?


Kita boleh terkaget-kaget mendengar cerita tentang harga moge (motor gede) yang sama dengan mobil atau mencapai ratusan juta rupiah. Ternyata, dibandingkan dengan sepedamotor berikut, belum ada apa-apanya. Dari penelusuran berbagai media online, ternyata ada tiga motor termahal di dunia.

Kriteria yang harus dipenuhi moge termahal, dijual secara komersil. Jumlah produksi tidak dibatasi, meski kenyataannya dibuat terbatas atau eksklusif. Syarat lainnya, bisa digunakan dijalanan umum atau street legal.

DODGE TOMAHAWK V10 SUPERBIKE
Harga : 550.000 dollar AS (Rp. 6.051.000.000,-)
Diperkenalkan pada th.2003 oleh DaimlerChrysler. Waktu itu, tidak disebutkan harganya. Namun, media memperkirakan 250.000 dollar AS. Pasalnya, biaya produksi per unit sebesar 200.000 dollar AS. Namun Allpar.com, situ resmi Dodge yang mengutip kantor berita Reuter menginformasikan, Neiman Marcus membeli 10 unit moge dengan harga satu unitnya 550.000 dollar AS (Rp. 6.051.650.000,-).
Untuk mesin, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Kapasitas total mesin 8,3 liter yang terdiri dari 10 silinder dengan konfigurasi V. Mesin ini dicomot dari supercar Dodge Viper yang dibanggakan Chryler pada awal 1990-an.
Diklaim mampu mencapai kecepatan 640 km/jam dengan berat total 680 kg. Keunikannya, punya suspensi idependen 4-roda. Kedua roda depan dan belakang dipasang tandem sehingga konfigurasi rod-rodanya mirip dengan ATV. Akselerasi 0-96 km/jam hanya 2,5 detik (ada yang memperkirakan di bawah 2 detik). Dikabarkan motor ini tidak boleh digunakan di jalan raya umum!. Karena itu pula nasib moge ini sekarang tidak begitu jelas. Tahun lalu mincul tiruannya yang dibuat di Cina. Mesin yang digunakan 150 cc dan ditawarkan dengan harga 1.400 dollar AS (Rp. 15.575.000). Namanya KMD Tron. Kini juga dijual di Amerika dengan harga 1.180 dollar (13.216.500,-).

ECOSSE TITANIUM SERIES RR LILITED EDITION
Harga: 250.000 dollar (Rp. 2.787.500.000,-)
Kehebatan Ecosse Titanium Series RR Limited Edition sehingga dihargai seperti di atas lantaran seluruh sasisnya dibuat dari titanium. Begitu pula dengan kedua knalpotnya. Seluruh bodi dibuat dari serat karbon yang dilapisi dengan pernis. Desainnya dianggap inovatif dan dibuat dalam jumlah terbatas. Bobotnya 400 kg.
Mesin yang digunakan, V2 berkapasitas 2.150 cc, dilengakapi dengan supercharger, intercoleer dan mengunakan sistem injeksi bahan bakar untuk pasokan bahan bakar. Seluruh mesin disepuh dengan krom sehingga penampilannya ekslusif dan mengkilap. Tanaga yang dihasilkan 200 PS denagan torsi 29 kg.
Teknologi lain yang menyebabkan mahal adalah shockbreaker? Ini yang bisa disetel biasanya digunakan untuk siperbike. Rem depan dan belakang menggunakan billet ISR dengan 12 kampas.
Fitur khusus eksklusif lainya, sadel yang empuk dan ergonomis, dapat disetel plus nomor seri yang diukir pada klem stang dan plat nomor. Roda moge ini juga dibuat dari serat karbon yang dilapisi vernis. Tambahan lain adalah aksesori mewah, jam BRM yang dirancang sesuai dengan desain dan warna Ecosse Titanium.

MACCHIA NERA CONCEPT BIKE
Harga: 150.000 euro (Rp. 2.357.626.162,-)
Dari namanya sudah diketahui asal usulnya. Motor ini menggunakan mesin pabrikan Italia 998RS. Merupakan karya perancang dan insinyur Italia yang ingin menciptakan motor dengan teknologi sangat hebat, ringan dan mahal. Tujuannya untuk menjadikan motor ini sebagai the ultimate track bike dengan konsep: Indah Sederhana dan Sederhana Indah.
Mesin Testastretta dipasang pada rangka yang dibuat dari logam ringan, yaitu campuran titanium dan alumunium. Dilihat dari samping, rangka Macchia Nera terlihat seperti tali- temali mengikat mesin. Dirancang minimalis sebagai naked bike, tetapi dari segi estetika dinilai mengagumkan.
Motor ini tidak diproduksi secara massal. Namun, bila ingin memilikinya bisa dipesan, Syaratnya, tentu saja menyediakan uang lebih dari Rp. 2,35 miliar. Orang menyebut sepeda motor ini sebagai mainan mahal.
Baca Selanjutnya..

Kalau Belok Jangan Sampai Keok!


Gubraakk!! Sebuah motor bertabrakan dengan sebuah angkot. “Lha? Mas…. lampu merah kok langsung terobos aja?!” Cetus sang supir angkot. “Pas tabrakan aja, langsung salah-salahan,” gerutu pengendara lain yang ikut melihat mobil angkutan kota menyerempet motor, persis disebelah lampu Merah pupar Cakung, Jalan Raya Bekasi.

Pastinya ada saja cerita kecelakaan di jalan raya yang Motobikers dengar dari teman, tetangga atau bahkan dari kita sendiri. Kejadian itu membuat bulu kuduk berdiri, serem, tragis, enggak tega, ketika melihat korban tergeletak tak berdaya sambil merintih kesakitan.javascript:void(0)
Lantas kalau sudah begini mau nyalahin siapa? Polisi? UU Lalu Lintas? Produsen motor? Tanyakan dulu pada diri kita sendiri! Apakah kita sudah memahami Safety Riding? Seberapa jauh praktik Safety Riding dijalankan pengguna jalan? Begitu ungkap Eko, wakil koordinator RSA (Road safety Association) yaitu sebuah lembaga independen yang peduli terhadap keselamatan pengendara dan pengguna jalan raya. Eko memaknai tekhnik mengendarai motor yang baik dengan cara mematuhi peraturan lalu lintas. Paling tidak basic safety riding. Misalnya seperti; bagaimana teknis berbelok, menyalip, berhenti yang benar. Seperti apa sih belok yang benar itu, bro Eko?
Menurut PP. No 43 tahun 1993 pasal 59, berbelok artinya gerakan kendaraan dengan maksud keluar dari atau memasuki deretan kendaraan yang sedang diparkir, beralih ke kanan atau ke kiri jalur kendaraan.
Hal- hal yang harus diperhatikan Motobikers ketika melakukan gerakan membelok adalah seperti ini:

1. Mengamati
Mengamati dengan cara menoleh dan atau dengan mempergunakan kaca spion.

2. Beri Isyarat
Sebelum memulai manuver mengubah arah, harus terlebih dahulu memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah/ sen.

3. Tempatkan
Menempatkan posisi kendaraan pada lajur atau bagian mendekati luar lajur jalan.

4. Hentikan Penunjuk Arah Setelah Belok
Ingat Sebelum, Selama, Sesudah peringatan dengan alat penunjuk arah harus di berikan dengan terus menerus SELAMA berlangsungnya manuver berbelok dan SEGERA DIBERHENTIKAN setelah gerakan itu selesai.

Enggak ribet sebetulnya kalau kita mengaplikasikan Safety Riding, dengan kata lain tak kenal makanya tak sayang. Dan tak sayang makanya ugal-ugalan. Kalau sudah ketilang, tabrakan atau ditabrak, siapa yang rugi?
Nah, ini tugas kita semua sebagai sesama pemakai jalan yaitu melanjutkan PR pemerintah, untuk taat peraturan lalu lintas di mulai dari diri sendiri. Kemudian virus ini kita sebarkan ke teman –teman pengguna jalan yang lain sesuai PP. No 14 tahun 1992 pasal 59. Ketemu lagi edisi berikutnya. To be continued di rubrik Safety Riding!

Kecelakaan Berdasarkan Wilayah
Wilayah Jumlah %
Jakarta Pusat 10 15.15
Jakarta Barat 6 9.09
Jakarta Selatan 36 54.55
Jakarta Timur 6 9.09
Jakarta Utara 4 6.06
Lain-lain 4 6.06
Total 66 100.00

Korban Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah %
Pria 35 85.366
Wanita 6 14.63
Total 41 100.00

Kecelakaan Berdasarkan Waktu
Jumlah %
00.00 - 06.00 12 18.18
06.00 - 12.00 17 25.76
12.00 - 18.00 16 24.24
18.00 - 00.00 21 31.82
Total 66 100.00
Baca Selanjutnya..

Yamaha Palu Community (YPC): Komitmen Kepada Visi Club


Membangun club motor memang tidak gampang. Perlu visi dan misi yang menjadi “Kontrak Bersama” antara ketua hingga anggota club. Paling tidak itulah yang dialami YPC atau Yamaha Palu Community. Club motor asal Sulawesi Tengah ini rupanya berbagi pengalaman dengan MotoDream.

Membangun club motor memang tidak gampang. Perlu visi dan misi yang menjadi “Kontrak Bersama” antara ketua hingga anggota club. Paling tidak itulah yang dialami YPC atau Yamaha Palu Community. Club motor asal Sulawesi Tengah ini rupanya berbagi pengalaman dengan MotoDream.
Komunitas ini lahir pada 6 Juni 2006 yang dibidani Rahmat Yusuf. Pria yang fanatik kepada dunia motor menjadi inisiator untuk mengumpulkan bikers yang ada di kota Palu. YPC adalah ‘rumah’ dan anggota YPC sebagai saudara. Figur Rahmat atau yang biasa dipanggil ‘Kak Amat’ adalah seorang biker yang dipandang oleh komunitas dan club bikers di kota Palu. Amat punya kegiatan lain selain menjadi pengurus YPC. Ia menjadi seorang biker yang sangat menghargai ilmu. Saat ini ia menjadi mahasiswa S2 fakultas Hukum di Perguruan Tinggi di kota Palu. Gelar menuju Magister ini adalah kelanjutan dari gelar Sarjana Hukum yang ia raih sebelumnya.
Motobikers sudah tahu, motto club yang satu ini? YPC punya motto Tertib Lalu-lintas, Anti Narkoba, Cinta Lingkungan dan Peduli Masyarakat. Sosok Rahmat Yusuf kemudian mengamalkan motto tersebut kepada teman-teman bikers yang ada di YPC. Bagi Amat, sebuah club motor yang ingin berkembang, eksis haruslah solid. Dilengkapi dengan komitmen dan rasa memiliki serta punya tujuan visi-misi kedepan. Semua idealisme itu haruslah dimulai dari pemimpin club motor tersebut. Sikap leadership inilah yang akan memberi contoh kepada anggota lainnya.
YPC terus berkembang dan hingga sekarang memiliki anggota 80 member bikers. Sejak tahun 2006, YPC serius dalam hal rekrutmen anggotanya. Pertama yang YPC cari adalah biker yang memiliki motivasi baik untuk bergabung dengan YPC. Kedua memiliki jiwa kepedulian sosial dan lingkungan. Tentunya yang tak ketinggalan adalah memiliki motor Yamaha dan SIM C. Hingga saat ini ke-80 member di YPC adalah bikers yang memiliki bermacam latar belakang. Ada yang pegawai pemerintahan, karyawan swasta, anggota Polri, wiraswastawan hingga mahasiswa. Satu-satunya yang menyatukan bikers dari perbedaan latar belakang adalah visi misi YPC yang diikrarkan bersama-sama anggotanya.
Sudah cukup banyak aktifitas yang dilakukan YPC sejak pertama kali berdiri tahun 2006. Aktifitas tersebut dibagi 2 yaitu aktifitas internal dan eksternal di luar club. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Touring Adventure YPC ke luar kota Palu, Pelantikan Anggota YPC. Kemudian acara eksternal club yang aktif diikuti YPC adalah turut peran serta dalam kegiatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) pada 26 April 2008, Hari Bumi 22 April 2007, Hari Lingkungan Hidup 2006 dan HUT RI 17 Agustus setiap tahunnya. YPC juga ikut aktif dalam aktifitas main dealer Yamaha seperti Integrated Campaign selama 2 tahun yaitu tahun 2007 dan 2008. YPC bahkan ikut partisipasi dalam Launching Yamaha Vixion, Mio Soul dan Vega ZR. Hingga kemudian YPC ikut serta dalam kegiatan U Mild U Bikers Safety Race To Asia 2007 dan 2008. Ada lagi aktifitas YPC dalam kegiatan diluar komunitas motor seperti ikut dalam acara Kemah bersama RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) Kota Palu. Lalu Kegiatan Penggalangan Dana Korban Bencana Alam serta Aksi Bersih Kota memperingati Hari Bumi 2009 dengan mengampanyekan Stop Global Warming. Semua ini menjadi bagian aktifitas YPC yang tak pernah habis dari tahun ke tahun dan selalu diikuti oleh seluruh anggotanya.
Segala yang terjadi di YPC adalah sebuah komitmen dari sebuah club motor untuk menjalankan visi dan misinya. Seperti ucapan Rahmat Yusuf sang pendiri club, “YPC selalu punya program kegiatan yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan inspirasi untuk terus eksis dan menjadi club yang semakin di depan” begitu seru santun pria ini.

Nama Club Motor: Yamaha Palu Community
Asal: Kota Palu - Sulawesi Tengah
Base Camp: Jl. Sagu No. 46 Telp. 0451 (4761161) Kota Palu
e-mail: ypc.plw.46@gmail.com
Baca Selanjutnya..

STUTS (Scooter untuk Semua): Biar Kecil Tapi Banyak Aksinya


Minggu lalu saya melintas di jl. Daan Mogot – Jakarta Barat. Biasanya yang saya temui adalah komunitas bikers. Tapi ada yang beda kali ini. Saya akhirnya berkenalan dengan komunitas yang satu ini. Komunitas ini menamakan STUTS alias Scooter Untuk Semua. Hmm, siapa saja sih mereka ini?

STUTS adalah komunitas anak-anak scooterist yang anggotanya terdiri dari pelajar dan mahasiswa. Komunitas ini lahir di Jakarta tahun 2007 silam, STUTS merupakan komunitas bikers independen. Mereka tidak mengenal susunan kepengurusan, karena STUTS terbentuk dari pertemanan sesama pelajar dan mahasiswa yang sama-sama suka nongkrong bareng. “Kami memang sengaja tidak membentuk susunan kepengurusan. Soalnya ribet banget sih. Disini siapa saja bisa jadi ketua,” ujar Ami salah satu scooterist yang juga seorang pelajar SMU di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat.
Walau masih berstatus pelajar dan mahasiswa, untuk urusan sosial jangan pernah ragukan. STUTS tercatat beberapa kali memberikan donasi saat saudara kita tertimpa musibah. Sebut saja saat jebolnya tanggul Situ Gintung beberapa waktu lalu. Kemudian kebakaran di daerah Tambora, Jakarta Barat.
Hingga kini, anggota STUTS tercatat berjumlah 25 orang. Walaupun anggotanya hanya sedikit, tapi setiap bulan rajin melakukan touring. Lampung, Tasik Malaya, Pelabuhan Ratu, Bandung, hingga Purwakarta pernah mereka sambangi.
Kesan pelajar dan mahasiswa yang belakangan ini identik dengan bolos dan ‘ngeceng’ di mall seketika sirna ketika saya ngobrol-ngobrol dengan awak STUTS. Anggotanya nampak ramah dan kesan kekeluargaan selalu mereka ciptakan saat bertemu dengan siapapun.
Namun tak jarang mereka juga kerap dilecehkan dan diabaikan karena predikat negatif yang kadung melekat. Untuk mengikis kesan itu, mereka selalu berusaha saling menolong dan membantu scooterist dan bikers lain yang sedang kesusahan. Dan puncaknya tentu saja dengan mengadakan bakti sosial.
STUTS merupakan gabungan dari pelajar I Cengkareng, Al Kamal (Kedoya – Jakarta Barat) dan mahasiswa STT PLN (Cengkareng – Jakarta Barat). Walau berbeda jenjang pendidikan namun jangan pernah ragukan soal kekompakan, solidaritas dan rasa persaudaraan. “Mungkin itu kali yang membuat STUTS tetap eksis. Walau beda sekolah namun kami enggak pernah salah paham atau bentrok karena masalah jenjang pendidikan. Didalam komunitas ini, kami sudah seperti saudara sendiri,” lanjutnya yang ditemui bersama komunitas STUTS di bilangan Kembangan, Jakarta Barat.
Untuk mempermudah pertemuan antar anggota, areal mall Daan Mogot Baru dijadikan home base STUTS. Jadwal kumpul setiap Sabtu malam pukul 21.00 dan diakhiri pukul 00.00 dengan melakukan konvoi disekeliling mall sebelum membubarkan diri. Sesekali anggotanya melakukan urunan atau ‘kolekan’ uang untuk membantu teman atau sedang ada musibah. Kecil tapi begitu berarti untuk orang yang sedang kesusahan apalagi niat tulus demi solidaritas sesama manusia. Itulah anak-anak STUTS yang peduli sesama. “Memang enggak banyak sih, tapi yang penting niatnya. Walau cuma pelajar namun kita berusaha untuk membantu meringankan beban penderitaan korban yang juga saudara kita itu,” begitu pungkas Ami.

Nama Komunitas: STUTS (Scooter Untuk Semua)
Berdiri: 1 Januari 2007
Anggota: 25 orang ( Pelajar SMUN I Cengkareng dan Al Kamal serta STT PLN-perguruan tinggi)
Alamat: Jalan Daan Mogot KM 14 (Mall Daan Mogot Baru)
Touring: Lampung, Pangandaran, Tasikmalaya, Pelabuhan Ratu, Bandung, Purwakarta
Baksos: Situ Gintung, kebakaran Tambora (Jakbar), Tsunami (Aceh), Banjir 2008.
Baca Selanjutnya..

Dibo Piss: Semangat Perubahan Dari Seorang Anak Muda


Kalau ada yang menyebut nama Firman Abadi, bisa jadi sebagian besar Slanker tak menggenalnya. Tapi coba sebut nama Dibo Piss? Yep, dijamin Slanker langsung tahu siapa dia. Pria kelahiran Bukit Tinggi 19 Juni 1972 ini, terlanjur populer dengan sebutan Dibo Piss.

Pilihan nama menjadi Dibo Piss seperti sekarang adalah komitmen dari sikapnya yang melawan arus. Sikap melawan arus ini ditunjukan dirinya saat menggunakan nama alias. ”Yang jelas, nama Dibo Piss cuma panggilan saja. Aku merasa cocok karena pada akhirnya orang banyak mengenalku dengan sebutan itu. Jadi aku anggap nama itu sebagai doa yang selalu dipanggil orang banyak,” paparnya.
Sosok seperti inilah yang dibawakan sekaligus menjadi citrakan Dibo Piss dalam melakoni profesinya sebagai relawan Dibo Piss. Ayah dari dua Putri Zulfa (4) dan Kanza (5 bulan) ini mengaku mempelajari sebagai seorang relawan sosial secara otodidak. Sejak bulan Juni 2007 Yayasan Relawan Dibo Piss ini berdiri. Saat ini yayasan tersebut mempunyai 30 orang anggota dengan berbagai macam kegiatan dan karya. Semua yang dihasilkan dari yayasan ini untuk menolong masyarakat yang memerlukannya,”Saya jungkir balik mendirikan yayasan ini. Meski, masih dalam bentuk UKM. Para relawan yang ada disini kita didik mereka sesuai keahlian yang mereka sukai. Hasilnya? Mereka bisa survive,” seru Dibo Piss ‘Sang Relawan’’ ini dengan bangga.
Bagi relawan seperti Dibo, hal yang bermanfaat selalu ditularkan kepada siapapun. Bahkan bagi para anggota di yayasan ini. Diantaranya 5 program yang dijalankan oleh Yayasan ini antara lain belajar membaca Al-Quran, membersihkan masjid-masjid, memberikan santunan kepada Anak yatim, pengurusan SKTM bagi masyarakat dan peminjaman mobil Jenazah milik yayasan Dibo Piss. Aktifitas inilah yang hingga kini rutin dijalankan. Sempat terbesit satu harapan darinya tentang generasi muda Indonesia. ”Dalam pemikiranku, dan mungkin bagi pemikiran generasi muda yaitu bisa memanfaatkan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang berguna. Rasa bangga akan ada dan kebanggan saya adalah kebanggan kawan-kawan juga. Tanpa bantuan kawan-kawan kebanggaan itu rasanya enggak akan ada,” ujar Dibo yang juga alumni STM Negeri I Boedi Oetomo angkatan1993.

Berpolitik Demi Generasi Muda
Sedikit beralih haluan ke dunia politik. Dibo Piss yang hingga kini menjabat sebagai ketua Slankers Jakarta ini mengaku kalau dirinya pernah mencaloni sebagai calon legislatif Independent Dibo Piss untuk Calon DPD (Dewan Perwakilan Daerah) DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif bulan April kemarin. Menurutnya dirinya tertarik menjadi calon anggota DPD mewakili generasi muda karena sudah saatnya generasi muda berbuat untuk membangun DKI menjadi lebih baik. “Jujur saja, maju menjadi calon DPD bukan karena kedekatan dengan siapapun, tapi karena terpanggil dan tetap independen. Berkat dukungan dari teman-temanlah akhirnya saya mau mencalokan diri saya menjadi caleg waktu itu,” jelas Dibo.
Menurut Dibo, untuk menjadi wakil DPD bukan hanya bermodalkan dari ketua umum partai, tapi yang terutama adalah kedekatan dengan masyarakat dan muaranya untuk kepentingan suara hati rakyat, bukan kepentingan suara partai. Sementara visi yang disampaikan Dibo saat menjadi caleg Independen untuk calon DPD saat itu adalah membuat masyarakat menjadi cerdas.
Walau hanya mendapat 76.000 suara dalam pemilu lalu, tapi itu tak membuatnya kecewa,”Saya enggak kecewa. Mungkin itu jalan terbaik yang diberikan yang kuasa untuk saya. Karena manusia hanya berusaha, tapi Allah SWT yang menentukan,” Kilahnya.
Diakhir perbincangan kami, Dibo mengaku sampai kapanpun akan tetap mempertahankan Yayasan miliknya ini. Bertambahnya usia, serta semakin besar kedua putrinya, membuatnya berpikir realistis. ”Usia tidak bisa dibohongi dan aku juga berkewajiban membesarkan kedua putriku. Untuk itu, kedepannya kami juga tengah melakukan pembuatan proposal untuk bekerjasama dengan beberapa perusahaan, bagaimana caranya mempertahankan Yayasan Dibo Piss yang berfungsi sebagai yayasan kemanusiaan dan sampai kapanpun tetap survive,” pungkasnya.
Baca Selanjutnya..

Jumat, 12 Juni 2009

Yamaha MX Club Indonesia (YMCI): Safety Riding Bukan Cuma Teori Bro’…


Apa yang membuat club motor punya ciri khas dan nilai-nilai prinsip diantara club motor lainnya? Jawabannya adalah komitmen terhadap perubahan dan perbedaan. Pernah dengar Yamaha MX Club Indonesia atau YMCI? Komunitas inilah yang punya diferensiasi karena komitmennya terhadap kampanye Safety Riding.

Komitmen YMCI terhadap Safety Riding sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Sejak semula anggota YMCI khususnya chapter Bandung punya ‘kontrak’ bersama diantara sesama anggotanya untuk terus mengkampanyekan Safety Riding. Baginya melihat jumlah kecelakaan motor yang masih ada serta minimnya kesadaran terhadap Safety Riding membuat YMCI melakukan ini,
Makanya, di tahap awal YMCI tidak sembarangan dalam proses rekrut anggota. YMCI ini sangat menerima anggota yang punya visi yang sama. Visi Safety Riding inilah yang tertanam kedalam setiap anggotanya. Kesadaran terhadap Safety Riding bukan sekadar komitmen tapi sekaligus prinsip untuk keselamatan pribadi. Tentunya yang tak kalah penting adalah keselamatan orang lain. Puncak keberhasilan visi ini adalah semakin rendah tingkat kecelakaan pengendara motor maupun orang lain.
YMCI mengakui jika club ini banyak dicibir bikers lain karena persyaratan yang diminta. Bukan persyaratan materi tapi kesadaran terhadap keselamatan dalam berkendara. Anggota YMCI diharuskan mempehatikan setiap detail keselamatan biker. Mulai dari helm minimal model half face, lampu spion yang harus lengkap, jaket motor, sarung tangan dan sepatu boot. “Pernah waktu itu ada anak-anak yang masih muda ingin bergabung. Tapi begitu mendengar persyaratan YMCI yang harus menggunakan spion lengkap akhirnya anak tersebut tak jadi bergabung,” begitu jelas Robert alias ‘Bang Bet’ yang menjadi ketua YMCI chapter Bandung. Namun Bang Bet memahami apa yang terjadi pada anak muda tersebut yang masih jiwa muda dan cenderung berontak terhadap hal yang normatif meskipun itu baik.
Meskipun pernah di cemooh oleh bikers lain karena terlalu ketat terhadap peraturan Safety Riding tapi toh anggota YMCI tidak sendirian. Di dalam club ini sudah ada 44 anggota didalamnya. Meskipun tidak terlalu banyak namun mereka sangat solid dan membangun komunikasi yang konsisten. YMCI biasanya nongkrong di daerah Pasteur – Bandung. Para anggota yang bergabung didalam memiliki beragam latar belakang profesi. Ada yang menjadi pegawai BUMN, ada juga yang menjadi karyawan swasta dan ada punya yang wirausaha seperti jualan kaos dan jaket.
Pertama kali YMCI chapter Bandung – Jawa Barat didirikan di Bandung pada 12 November 2006. Saat itu club ini baru beranggotakan 5 orang yang kesemuanya memiliki Yamaha Jupiter MX. Tidak sekadar persamaan merek motor akhirnya mereka membuat konsensus terhadap visi tentang Safety Riding. Sebagai buktinya, YMCI dipercaya untuk mengawal 130 bikers dari pegawai PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) melakukan touring ke Batu Karas. Aktifitas ini berjalan baik karena hingga akhir touring tidak ada kecelakaan atau “Zero Accident” padahal YMCI hanya menurunkan 13 anggotanya untuk pengawalan ini. Sejak itu YMCI dipercaya PTDI untuk memberikan pengawalan kepada bikers PTDI karena YMCI dinilai punya kemampuan untuk melakukan kampanye Safety Riding kepada bikers lain.
Keberhasilan kampanye Safety Riding yang dilakukan YMCI dibuktikan lagi ketika secara sukarela mengadakan acara Safety Riding di sekolah-sekolah di Bandung. Rahasia keberhasilan YMCI rupanya hanya sederhana saja. Mereka memulai Safety Riding dari individu. Setiap anggota YMCI memulai aman berkendara dari keseharian. Seperti misalnya di lampu merah. Ketika lampu kuning menyala, maka adalah waktunya untuk memperlambat kecepatan dan bukan sebaliknya, seperti yang sering terjadi seperti sekarang ini. Padahal tak disangkal jika motor Jupiter MX milik mereka bisa saja melaju kencang untuk melewati perempatan jalan. Tapi hal itu tidak dilakukan oleh anggota YMCI. “Kalau ada anggota YMCI melanggar aturan dan Safety Riding hal itu nantinya malah membuat kami malu. Apalagi kalau ada pengaduan dari masyarakat” begitu jelas Hardi yang juga anggota YMCI. Jadi, ingin lebih tahu aman berkendara? Mulailah bersama YMCI.

Biodata YMCI:
YMCI Berdiri: 12 November 2006
Alamat: Pasteur – Bandung
Anggota: 44 bikers
Ketua: Robert ‘Bang Bet’ Purba
Website: www.ymci.web.id
Baca Selanjutnya..

Tomi Airbrush: Kualitas Diatas Segalanya!


Mobilitas dan perkembangan dunia otomotif belakangan ini memang diakui cukup pesat dan menjanjikan. Beberapa pemilik modal menyatu dengan tangan-tangan kreatif tertantang untuk memanfaatkan peluang disegmen otomotif ini. Jumlah bengkel, tempat steam mobil atau motor serta lokasi pemasangan aksesoris pada kendaraan sudah cukup banyak berjejer disepanjang jalan ibukota. Tomi Gunawan mencoba mencari sela bisnis dan kreatifitas dalam memanfaatkan jumlah kendaraan yang kian menjamur.

Memiliki keahlian sebagai graphic design dan menguasai seni menggambar dari tahun 1995 silam, Tomi mencoba peruntungan membuka usaha airbrush. Langkah awal dilakukan dengan mengecat helm dan menggambarnya dengan tehnik airbrush. Tak disangka, keahlian dan kualitas cat serta gambar yang bagus, membuat konsumen yang notabene rekan-rekannya merasa puas. Karena pesanan yang setiap minggunya terus bertambah, lelaki keturunan ini memberanikan diri membuka tempat usaha dan mengembangkan airbrush dan cat untuk motor dan mobil.
Setelah mendapat order mengecat motor Yamaha Force One, lelaki kelahiran 1978 ini semakin mengembangkan usaha tersebut. dengan menempati lahan sekitar 700 m2, Tomi menyulap lahan kosong tersebut menjadi tempat usaha yang cukup menjanjikan. Referensi gambar yang didapat juga banyak, mulai dari majalah, internet, hasil karya temannya dan sebagainya.
Setelah usaha “kelir mengelir” berdiri, Tomi mensiasati promosi bengkelnya itu lewat teman-temannya yang mengaku sangat puas dengan hasil kerjanya itu. Lewat promosi mulut ke mulut itu, nama Tomi Airbrush mulai terdengar kesegala pelosok. Selang beberapa bulan, sebuah majalah otomotif terbitan ibu kota mengangkat profil usaha miliknya itu. Nama Tomi Airbrush akhirnya sampai juga dari ke Papua hingga kawasan Sumatera. “Waktu itu ada wartawan dari majalah otomotif mengangkat profil bengkel saya, setelah itu silih berganti dari koran hingga televisi. Yang jelas kami selalu terbuka dan menghargai siapapun bukan hanya konsumen, tapi orang yang mau mengangkat profil kita seperti Anda,” terangnya saat disambangi di bengkelnya di jalan Kebun Raya, Duri Kepa, Jakarta Barat, belum lama ini.
Soal prestasi? jangan ragukan karya lelaki berkulit putih ini. Sudah banyak motor oprekannya yang sukses menyabet gelar di berbagai kontes. “Kurang lebih 40 hingga 50 motor yang saya kerjakan berlaga diberbagai event otomotif. Bukan hanya Jakarta, tapi di daerah-daerah mengaku puas dan beberapa kali meraih piala dan penghargaan lainnya,” bangganya. Karena merasa bisnisnya semakin diminati pemilik motor dan mobil, Tomi mencoba menyapa konsumennya dengan membuka cabang. Cabang pertama dibilangan Jakarta Utara, sementara cabang keduanya dikawasan Selatan Jakarta. Sementara yang tinggal didaerah jangan khawatir, Tomi juga membuka cabang di Lampung dan Bangka.
Walau usahanya sudah cukup menjanjikan, namun Tomi mengaku masih memiliki obsesi lain. Dirinya ingin membuka sekolah sekolah airbrush demi pengembangan kedepan. Tomi membidik anak-anak bikers yang memiliki hobi grafis yang tidak tersalurkan namun memiliki bakat yang cukup tinggi.
Anda pasti penasaran soal dana yang dikucurkan untuk merubah tunggangan Anda dengan airbrush. Jangan khawatir Tomi Airbrush terbilang terjangkau untuk para bikers. Pengecatan standar untuk motor matic dipatok Rp. 500 ribu dengan beberapa pilihan warna sesuai keinginan konsumen. Sementara untuk full body dikenakan Rp. 2,5 juta. Sementara pengecatan yang ekstrim atau rumit, konsumen mesti merogoh kocek hingga Rp. 3 hingga 5 juta. Namun demikian kepuasan dan jaminan masuk finalis di event kontes modifikasi atau airbrush pasti didapat konsumen. “Saya selalu mengutamakan kepuasan pelanggan, karena itu merupakan segala-galanya dan kunci keberhasilan. Makanya dana yang dikeluarkan konsumen setimpal dengan apa yang didapat. Namun demikian saya selalu berusaha untuk terus belajar dan memberikan yang terbaik untuk pelanggan,” pungkasnya.

Biodata:
Nama Bengkel :Tomi Airbrush
Pemilik :Tomy Gunawan
Berdiri :1995
Alamat :Jalan Kebun Raya No. 103, Duri Kepa, Jakarta Barat
Biaya :Tergantung keinginan konsumen.
Spesialisasi :Motor, Mobil, Helm, Bis untuk promosi
Baca Selanjutnya..