Senin, 15 Juni 2009
Dibo Piss: Semangat Perubahan Dari Seorang Anak Muda
Kalau ada yang menyebut nama Firman Abadi, bisa jadi sebagian besar Slanker tak menggenalnya. Tapi coba sebut nama Dibo Piss? Yep, dijamin Slanker langsung tahu siapa dia. Pria kelahiran Bukit Tinggi 19 Juni 1972 ini, terlanjur populer dengan sebutan Dibo Piss.
Pilihan nama menjadi Dibo Piss seperti sekarang adalah komitmen dari sikapnya yang melawan arus. Sikap melawan arus ini ditunjukan dirinya saat menggunakan nama alias. ”Yang jelas, nama Dibo Piss cuma panggilan saja. Aku merasa cocok karena pada akhirnya orang banyak mengenalku dengan sebutan itu. Jadi aku anggap nama itu sebagai doa yang selalu dipanggil orang banyak,” paparnya.
Sosok seperti inilah yang dibawakan sekaligus menjadi citrakan Dibo Piss dalam melakoni profesinya sebagai relawan Dibo Piss. Ayah dari dua Putri Zulfa (4) dan Kanza (5 bulan) ini mengaku mempelajari sebagai seorang relawan sosial secara otodidak. Sejak bulan Juni 2007 Yayasan Relawan Dibo Piss ini berdiri. Saat ini yayasan tersebut mempunyai 30 orang anggota dengan berbagai macam kegiatan dan karya. Semua yang dihasilkan dari yayasan ini untuk menolong masyarakat yang memerlukannya,”Saya jungkir balik mendirikan yayasan ini. Meski, masih dalam bentuk UKM. Para relawan yang ada disini kita didik mereka sesuai keahlian yang mereka sukai. Hasilnya? Mereka bisa survive,” seru Dibo Piss ‘Sang Relawan’’ ini dengan bangga.
Bagi relawan seperti Dibo, hal yang bermanfaat selalu ditularkan kepada siapapun. Bahkan bagi para anggota di yayasan ini. Diantaranya 5 program yang dijalankan oleh Yayasan ini antara lain belajar membaca Al-Quran, membersihkan masjid-masjid, memberikan santunan kepada Anak yatim, pengurusan SKTM bagi masyarakat dan peminjaman mobil Jenazah milik yayasan Dibo Piss. Aktifitas inilah yang hingga kini rutin dijalankan. Sempat terbesit satu harapan darinya tentang generasi muda Indonesia. ”Dalam pemikiranku, dan mungkin bagi pemikiran generasi muda yaitu bisa memanfaatkan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang berguna. Rasa bangga akan ada dan kebanggan saya adalah kebanggan kawan-kawan juga. Tanpa bantuan kawan-kawan kebanggaan itu rasanya enggak akan ada,” ujar Dibo yang juga alumni STM Negeri I Boedi Oetomo angkatan1993.
Berpolitik Demi Generasi Muda
Sedikit beralih haluan ke dunia politik. Dibo Piss yang hingga kini menjabat sebagai ketua Slankers Jakarta ini mengaku kalau dirinya pernah mencaloni sebagai calon legislatif Independent Dibo Piss untuk Calon DPD (Dewan Perwakilan Daerah) DKI Jakarta pada Pemilu Legislatif bulan April kemarin. Menurutnya dirinya tertarik menjadi calon anggota DPD mewakili generasi muda karena sudah saatnya generasi muda berbuat untuk membangun DKI menjadi lebih baik. “Jujur saja, maju menjadi calon DPD bukan karena kedekatan dengan siapapun, tapi karena terpanggil dan tetap independen. Berkat dukungan dari teman-temanlah akhirnya saya mau mencalokan diri saya menjadi caleg waktu itu,” jelas Dibo.
Menurut Dibo, untuk menjadi wakil DPD bukan hanya bermodalkan dari ketua umum partai, tapi yang terutama adalah kedekatan dengan masyarakat dan muaranya untuk kepentingan suara hati rakyat, bukan kepentingan suara partai. Sementara visi yang disampaikan Dibo saat menjadi caleg Independen untuk calon DPD saat itu adalah membuat masyarakat menjadi cerdas.
Walau hanya mendapat 76.000 suara dalam pemilu lalu, tapi itu tak membuatnya kecewa,”Saya enggak kecewa. Mungkin itu jalan terbaik yang diberikan yang kuasa untuk saya. Karena manusia hanya berusaha, tapi Allah SWT yang menentukan,” Kilahnya.
Diakhir perbincangan kami, Dibo mengaku sampai kapanpun akan tetap mempertahankan Yayasan miliknya ini. Bertambahnya usia, serta semakin besar kedua putrinya, membuatnya berpikir realistis. ”Usia tidak bisa dibohongi dan aku juga berkewajiban membesarkan kedua putriku. Untuk itu, kedepannya kami juga tengah melakukan pembuatan proposal untuk bekerjasama dengan beberapa perusahaan, bagaimana caranya mempertahankan Yayasan Dibo Piss yang berfungsi sebagai yayasan kemanusiaan dan sampai kapanpun tetap survive,” pungkasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar