Selasa, 06 Oktober 2009

Komunitas Mio Hantu Laut Have Fun, Enjoy Your Bike

Umumnya klub atau komunitas motor punya program atau rencana kerja yang sistematis. Namun komunitas yang satu ini terbilang unik. Walau sepakat melebur diri menjadi sebuah komunitas, namun bisa dibilang komunitas ini ‘bersih peraturan’.

Komunitas Hantu Laut yang bisa dikategorikan perkumpulan serius tapi santai. Didominasi oleh Yamaha Mio berkonsep lowrider, komunitas yang berdiri November 2008 ini muncul kepermukaan karena satu kegemaran memiliki matic sporty itu. Uniknya, personel komunitas ini sepakat jalan bareng tanpa embel-embel AD/ART atau peraturan yang membuat anggotanya jadi semakin kaku.
“Awalnya dari kumpul biasa di seputar Bundaran Hotel Indonesia, karena merasa memiliki hobi sama kita membentuk komunitas. Namun kita nggak seperti kebanyakan club motor lain yang memiliki AD/ART atau peraturan formal. Kita kumpul santai dan nggak ada sanksi untuk yang nggak rutin kumpul. Pokoknya di bikin enak aja,” terang Oscar Mardigraha yang sering ditunjuk sebagai Ketua Harian.
Sementara menyangkut pemilihan nama komunitas ‘Hantu Laut’ Ozie mengaku kebanyakan Mio personelnya di ‘oprek’ disebuah bengkel modifikasi yang beralamat di jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan itu. konsepnya juga sama yakni lowrider dengan aksen blink-blink yang terkesan mewah. Sementara untuk kapasitas mesin, Ozie menambahkan tidak semua motor anggotanya merubah mesin. “Paling hanya satu atau dua motor yang mesinnya sudah di bore up. Kalau menyangkut mesin bagaimana pemilik aja. Yang jelas kami nggak memiliki suatu peraturan yang wajib dijalani anggota. Kita bebas aja dan mengutamakan kepuasan anggota selama bergabung dengan Hantu Laut,” terang Ozie.
Komunitas yang beranggotakan 15 bikers ini tidak tertarik untuk meresmikan komunitas seperti klub kebanyakan yang memiliki AD/ART atau peraturan legal. Karena pada prinsipnya mereka mengaku tidak menyukai peraturan yang mengikat, terlebih sanksi yang dijatuhkan untuk bikers yang alfa hadir setiap sabtu malam. “Motto kita jelas yakni Have Fun, Enjoy Your Bike. Jadi buat apa kita ngeresmiin komunitas ini, nanti malah pada kabur anggotanya,” kelakar Oscar.
Namun Ozie menginginkan suatu saat nanti komunitas ‘Hantu Laut’ bakal memiliki peraturan yang mengikat. Dengan catatan jumlah anggota bertambah dan komitmen untuk meluangkan waktu berkumpul rutin setiap sabtu malam.
Sesuai dengan misinya membentuk komunitas untuk kesenangan semata, jadi jangan harap rencana turing, rapat ketua, serta event jambore tertata rapi di meja sekretariat. Selama ini, hanya kawasan Jakarta yang mereka ‘ubek-ubek’. Tujuannya adalah mencari tempat hang out yang asik dan sesuai dengan lokasi nongkrong para bikers.
Sebenarnya, komunitas ini berisi bukan hanya penunggang motor Yamaha Mio, namun beberapa merek lain ikutan nimbrung karena kesamaan visi. Sesama bikers juga tidak membatasi anggota atau calon anggota menyangkut merek motor. Yang jelas tujuannya adalah mencari kesenangan tanpa ada ikatan apapun, walau motor tidak di modifikasi di Hantu Laut, namun komunitas ini mau menerima menjadi ‘rekan’ baru penggemar matic. Ide untuk menyambangi daerah lain bertema turing memang selalu mengemuka. Namun menurut Oscar mereka belum tahu kapasitas atau kekuatan mesin setelah merubah kosep menjadi lowriders. Wacana terkini adalah menjelajahi kawasan Puncak, Bogor atau Bandung. “Soal kaki-kaki (chasis, band, swing arm) pastinya tidak usah diragukan. Sementara untuk mesin kami memang masih riskan, takut ada masalah. Karena memang ada beberapa mesin motor sudah di bore up,” imbuhnya.

PROFIL KOMUNITAS :

Nama : Hantu Laut
Berdiri : 2008
Jumlah Anggota : 15 orang
Konsep Motor : Lowriders
Motto : Have Fun, Enjoy Your Bike
Lokasi Kopdar : Bundaran HI
Ketua Harian : Oscar Mardigraha
Baca Selanjutnya..

Yamaha Jupiter Owners Community Besar Berkat Komitmen dan Keterbukaan

Lagi-lagi forum mailing list membawa petuah, satu dari petuah itu lahirlah komunitas pengendara dan pemilik sepeda motor jupiter dengan sederet family nya. Seperti Jupiter Z, Jupiter Z CW, X-1, Jupiter MX, MX CW, MX CW dan SE. Komunitas ini kemudian dinamakan YJOC (Yamaha Jupiter Owners Community).

Awal terbentuknya cukup unik, dari sekedar berbagi info yang sama tentang motor keberadaan motor Jupiter ini, kemudian berangkat dari mailing list pada tahun 2002. Hingga semakin hari semakin banyak peminat yang ikut join di mailing list tersebut. Akhirnya selang tiga tahun setelah itu, tepatnya pada bulan Juli tahun 2005 terbentuklah YJOC dengan situs resminya www.yjoc.web.id.


YJOC bukanlah komunitas untuk satu wilayah tertentu, keberadaannya justru menjadi wadah komunikasi untuk seluruh pengendara dan pemilik motor Yamaha Jupiter di seluruh Indonesia. Bahkan anggota YJOC ada yang berasal dari negeri jiran Malaysia dan Vietnam.

Komunitas ini memiliki segudang administrator professional yang cakap dalam urusan teknologi dan informasi. Admin YJOC yang siap membantu calon anggota untuk bergabung atau yang ingin sekedar mengenal tentang YJOC. Hingga kini jumlah angotanya mencapai 450-an anggota. Mulai dari anak sekolah sampai ke tingkat professional, kaum elit. Semuanya ada di YJOC ini. Sementara itu jumlah mailing listnya mencapai 4000-an members dari Sabang hingga Merauke.

Tentunya organisasi yang cukup besar ini, juga mempunyai visi dan misi, salah satunya yang menarik adalah komitmen untuk menjadi mitra Kepolisian untuk terus mengkampanyekan safety riding.

Bagi Motobikers, rupanya cukup mudah mengenali anggota dari YJOC ini. Bagi Motobikers yang berdomisili di Jakarta, anggota YJOC biasanya sering menggunakan jaket hitam dengan dominasi warna samping warna orange, tak ketinggalan logo YJOC ini terpampang manis di bagian body jaket. Ciri khas dari setiap anggota YJOC ini, adalah tahu betul dan melaksanakan segala bentuk peraturan lalu–lintas. Pasalnya jauh sebelum menjadi anggota, setiap calon harus mengikuti sistem yang berlaku di YJOC, diantaranya sanggup mematuhi peraturan lalu –lintas dan safety riding.

Cukup dengan klik join mailing list dari YJOC ini, Motobikers sudah menjadi salah satu calon keluarga besar YJOC ini. Kemudian proses selanjutnya adalah prosesi kopdar, untuk mendapatkan nomer anggota dan inisiasi sebagai tanda bergabungnya ke keluarga besar YJOC.

Untuk kopdar utama YJOC wilayah jabotabek sendiri, sering dilakukan dibilangan taman Parkir Timur Senayan, tepatnya antara Hotel Sultan dan Plaza Timur Senayan. Setiap hari Sabtu, minggu pertama dan ketiga, dimulai pukul 16.00 sampai selesai.

YJOC hadir di tengah-tengah maraknya klub dan komunitas motor-motor sport dan supermoto saat ini. Meskipun dari kategori kelas moped, namun YJOC mampu memproses diri menjadi salah satu komunitas yang tampil elegan, konsisten dan tetap membumi.

Hal ini tentunya tidak terlepas dari kesadaran setiap anggotanya untuk membesarkan nama YJOC. Sekaligus menjadi organisasi motor yang mampu bersinergi dengan Yamaha selaku produsen motor dan tentunya dengan pihak kepolisian untuk terus mengkampanyekan keselamatan pengguna jalan.

Oleh Awan SB/Ipank.
Foto: YJOC

Box:
Sekretariat YJOC : Perum Sunter Jaya Baru. Blok D5 no 12-A. Rt/Rw : 10/03 Sunter Jaya 14350. Jakarta Utara.
Phone : 021 92129494.

Box:
Buat Bro & Sis yang ingin Club atau Komunitas-nya Tayang di MotoDream. Silakan kirim foto-foto dan artikel ke; motodreamagz@gmail.com

Baca Selanjutnya..

Selasa, 01 September 2009

YSC Indonesia Touring Andalas The Real Adventure!


Jakarta: Rabu 20 Mei 2009 pkl.22.OO WIB:
Patung Panahan Senayan menjadi ”meeting point 1 Touring Andalas”.
Setelah melakukan ritual wajib yaitu pemeriksaan kendaraan, absensi peserta, pemeriksaan atribut serta kelengkapan safety riding sesuai SOP YSC dan do’a. Pesertapun kemudian diberangkatkan pukul 22.00 wib di bawah komando Waka YSC, Nasrul (YSCI-035) yang dalam touring kali ini menjabat sebagai Safety Officer dan didampingi oleh Surma (YSCI-000) sebagai Road Captain. Langsung menuju Merak, Baten. Tak terasa 2.5 jam perjalanan sudah ditempuh. Tepat pukul 00.30, rombongan sudah merapat di Pelabuhan Merak, Banten menggunakan Ferry menuju Bakauheni Lampung.

Bakauheni, Lampung: Kamis 21 Mei 2009 pkl.04.00
Tepat Pukul 04.00 subuh, rombongan langsung menuju Bandar Lampung. Sesampai di jalan masuk menuju Bandar Lampung, rombongan YSCI dijemput oleh teman-teman dari Scorpio Lampung Community (SLC) dan suguhan sarapan yang nikmat. Indahnya ikatan brotherhood. (Thanks to you all, SLC)
Setelah itu kita lanjut menuju Kayu Agung, Krui, Mana, Tais, Bengkulu. Jalan yang dilalui penuh dengan tantangan dan menggairahan. Tebing, naik turun, jalan berlubang, tikungan tajam, krikil, pasir, tumpahan solar dan oli bak lukisan hidup di atas aspal lintas Sumatera. Tak luput melitasi jalur gelap dan rindang yang dikenal sebagai hutan lindung.

Karena kondisi jalan yang cukup ”x-treme” dan istirahat yang kurang, ada beberapa motor yang bertumbangan. Perjalanan kali ini memang sangat melelahkan karena kami harus menunggu beberapa teman yang perlu mendapatkan pertolongan medis dan mekanik. Namun tak ada satupun yang pantang menyerah walaupun ada yang harus dijahit kakinya dengan 10 jahitan. Setelah siuman, Safety Officer kembali memberikan komando tanda lanjutkan misi.

Benar-benar menu touring yang sangat komplit; ”This Is The Real Adventure Touring!” Susah, senang, sedih, tegang, takjub dan membuat adrenalin naik terus serta nikmatnya tidur dimana saja. Mesjid, SPBU, Pekarangan rumah, emperan Toko, menjadi hamparan tempat tidur yang nikmat. Perjalanan yang diprediksikan hanya beberapa jam, mulur jauh dari prediksi tapi YSC Indonesia tetap semangat. Walau perasaan tegang saat tengah malam melintas hutan lindung. Memang semuanya sudah diatur atas kehendak-Nya. Manusia hanya bisa berencana dan musibah tidak bisa ditolak.

BENGKULU: Jumat, 22 Mei 2009 Pkl 11. 00: Akhirnya kami memasuki BENGKULU. Teman-teman dari Bengkulu Scorpio Comunity dan YVC (Vixion) Bengkulu menyambut kedatangan kami. Sekali lagi, bukti indahnya brotherhood. Setelah bercengkerama dan bercerita, kami beristirahat di HOTEL DENA yang sengaja sudah kami booking.
City Tour & Wisata Sore Bengkulu, Pkl. 16.00: pasca melepas penat dan mandi. Rombongan dipandu oleh teman-teman dari Bengkulu untuk rolling scorpio alias muter-muter untuk city tour dan wisata kota bengkulu. YSCI mengunjungi Pantai Panjang, Benteng Marlborough (tempat Bung Karno di introgasi, red). Rumah Kediaman Bung Karno. Tak ketinggalan wisata Kuliner menu seafood khas Bengkulu seperti udang, cumi, kerang , lobster sambil menikmati hamparan Pantai Panjang Bengkulu nan Indah.

Sabtu 23 Mei 2009 Pagi hari rombongan sudah dijemput oleh teman-teman Bengkulu , foto2 di tepi pantai panjang, Ke Mesjid Tua Bung Karno. Dari sini perjalanan dilanjutkan untuk membeli oleh-oleh untuk keluarga masing-masing. Sebagian lainnya, ada yang cuci motor dan pijat refleksi.
Check out Jam 13.00 WIB: rombongan check out dari hotel DENA ditemani teman-teman dari BSC dan Vixion Bengkulu, namun mampir dulu ke Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang tak kalah eksotik dengan wisata Bengkulu lainnya. Pukul 15.30 rombongan diantar menuju perbatasan, kali ini team lewat jalur tengah rutenya 1.000 km lebih, namun kali ini jalannya lebih mantap.

BATURAJA, Minggu 24 Mei 2009 dinihari Jam 03.00 WIB. Rombongan mampir ke rumah kakeknya salah satu rombongan yaitu Nubly Kautsar alias Billy (Ketum YVC Indonesia) di Baturaja untuk istirahat dan bermalam. Tepat pukul 08.00 pagi, rombongan bersiap meneruskan perjalanan kembali ke Jakarta menuju Bakaheuni Lampung.

BAKAUHENI LAMPUNG, Minggu 24 Mei 2009 Jam 18.OO WIB. Team sampai di Bakauheni naik Ferry. Rombongan sampai Merak jam 22.00 WIB dan team langsung pulang menuju rumah masing-masing.

Jakarta tepat jam 00.00 WIB (Senin 25 Mei 2009 DINIHARI) Tanda Berakhirnya ADVENTURE ANDALAS. Semua Selamat Sampai Tujuan. BRAVO YSCI!
Jalur Pulang :
Jalur Tengah >> Bengkulu - Kepahiang - Curup - Lubuk Lingau - Muara Belti - Tebing Tinggi - Lahat - Muara Enim - Sugih Rawas - Baturaja - Martapura - Bukit Kemuning - Kota Bumi - Bandar Jaya - Tegineneng - Bandar Lampung - Kalianda - Bakauheni
Thx for Team yang saling jaga kekompakan, touring kali ini sangat mengesankan banget
Box:
Touring Crew ANDALAS:
1. Nasrul, Safety Offier
2. Surma, Road Captain
3. Sunarso, Ass. Road Captain
4. Team Sweeper:
- Andry Cemen
- Bambang Ucok
- Robby Uban
- Yanyan Tambun
- Agung Tiki
5. M. Lufti Ubaidilah, Bendahara Touring
6. Ade Maulana, Asst. Bendahara
Box:
Buat Bro & Sis yang punya aktifitas touring dan ingin dimuat di MotoDream, kirimkan artikel dan foto-foto touring ke Redaksi MotoDream melalui email: motodreamagz@gmail.com


Baca Selanjutnya..

XT500 Sang Legenda Hidup


Pertama kali ia muncul di Tokyo Motor Show tahun 1975. kemunculannya menarik perhatian publik. Inilah motor pertama yang menjadi pewaris kemampuan Motosport di era sekarang. Dia adalah Yamaha XT 500.

Yamaha XT500 dikenal sebagai salah satu produk unggulan Yamaha sekaligus motor dengan predikat “Best Seller” di jamannya. Motor ini adalah motor pertama Yamaha yang memiliki 4 Tak Enduro. Motor ini memiliki kelebihan dari bentuk yang solid, powerfull dan berat rasio yang ideal. Singkat kata, XT500 menjadi pengukir sejarah dikelasnya.

Meskipun pertamakali muncul di Jepang namun yang dibuat jatuh cinta oleh XT500 bukanlah Motobikers asal Jepang. Motobikers yang jatuh cinta pada XT500 adalah Motobikers dari Amerika. Tak heran makanya Yamaha-Amerika menyesuaikan warnanya menjadi warna coklat dengan garpu band berwarna hitam. Perubahan ini sesuai dengan keinginan pembelinya di Amerika. XT500 menjadi motor yang paling banyak digunakan oleh pemilik perkebunan atau “Ranch” yang memiliki kondisi alam berbatu dan luas. Dengan kata lain, Koboi Amerika di pertengahan tahun 70-an mulai mengganti peran kuda peliharaan dengan Yamaha XT500.

Adapun XT500 mengalami evolusi untuk terus meningkatkan kemampuannya. Pertama kali XT500 muncul dengan kode “C” di akhir nomor tipe. Ketika masuk ke Amerika kodenya menjadi “D” alias XT500 D. Di akhir tahun 1981 Yamaha Amerika memproduksi XT500 yang terakhir. Tipe ini dinamakan XT500 H. Tipe inilah yang menjadi pamungkas dari pengembangan TX500.

Pertumbuhan XT500 di seluruh dunia sangat luar biasa. Tingkat penjualan XT di negara-negara seperti Asia terus meningkat. Kehadiran XT500 menjadi alternatif dari motor bebek yang sebelumnya merajai jalanan. Begitupun di Indonesia. XT500 dianggap sebagai spirit anak muda yang suka balapan, gaul dan touring keluar kota membuka rute baru.

Sejak itulah XT500 menjadi raja dikelasnya. Belum pernah ada motor 4 Tak yang memiliki kemampuan dan spesifikasi seperti XT500. Tak heran seri berikutnya seperti XT500 D, XT500 E hingga XT500 H terus dikejar Motobikers. Kondisi ini tentu membuat gerah produsen motor lainnya yang sama-sama berasal dari Jepang. Produsen lain kemudian mengikuti desain dan kemampuan Yamaha XT500 dengan mengeluarkan tipe KX500, CR500 dan DR500. Kesemuanya mengikuti kemampuan Yamaha XT500.

XT500 di Rally Paris-Dakkar
Menyadari kompetisi tak sebatas di perkotaan, XT500 kemudian di desain untuk mencari tantangan yang lebih berat. Di tahun 1979 dimana reli Paris-Dakar pertamakali diadakan Yamaha dengan seri XT500 berhasil meraih podium. Padahal reli Paris-Dakkar adalah salah satu reli paling ganas yang pernah ada di muka bumi. Bukan hanya perelinya yang punya skill tinggi. Namun motor juga harus bisa mengalahkan tantangan alam benua Eropa yang bersalju dengan benua Afrika yang berbatu, berpasir dan penuh dengan tebing.
Yamaha XT500 Paris-Dakkar berhasil mengalahkan 2 motor pabrikan asal Eropa. Saat itu Yamaha XT500 dikendarai oleh pereli asal Perancis, Cyril Neveu. Dan, saat itulah menjadi moment emas bagi Yamaha XT500 di seluruh dunia.

Di tahun berikutnya yaitu tahun 1980, Yamaha XT500 masih menguasai medan ganas dari reli Paris-Dakkar. SSPESIFIKASI
Mesin
Displacement : 499.00 ccm(30.45 cubic inches)
Engine type : Single Cylinder
Stroke : 4
Power : 27.00 HP(19.7 KW) @ 5900 RPM
Compression : 9.0:1
Bore x Stroke : 87.0 x 84.0 mm(3.4 x 3.3 inches)
Valves per cylinder : 2
Fuel control : OHC
Cooling system : Air
Gearbox : 5 speed
Transmission type
final drive : Chain

Ukuran
Berat : 155.0 kg(341.7 pounds)

Chassis dan Dimensi
Ban Depan dimensi : 3.25-21
Ban Belakang dimensi: 4.00-18
Rem Depan : Expanding brake
Rem Belakang : Expanding brake

Speed
Top speed: 132.0 km/h (82.0 mph)

Spesifikasi Lain
Kapasitas Tanki : 9.00 liters (2.38 gallons)
etelah tahun 1980, Yamaha meningkatkan performa XT500 menjadi varian baru. Salah satu hasil modernisasi XT500 adalah Yamaha XT600 Tenere.

Hingga saat ini XT500 tahun antara tahun 1975-1979 masih menjadi incaran para kolektor. Bukan hanya desain dan mesinnya saja yang kokoh, tapi rasanya seperti mengendarai “Living Legend” dari Yamaha. Jangan heran jika di Amerika Yamaha XT500 masih dicari-cari dan dibandrol seharga $2500 atau sekitar 25 juta rupiah! Hmm, hampir seharga sedan Mercedez 280E tahun 1980 kan?


Baca Selanjutnya..

Grand Final Yamaha Band Blast 2009 “Real Music, Real Band and Real Competition.”


Soal produksi musik, Indonesia sedang giat-giatnya membangun dinasti baru dalam produktivitas musik. Bisa kita rasakan secara langsung, dulu, banyak musisi –musisi dari luar negri yang dominan dan sering on air di radio, atau bahkan nongkrong di stasiun di stasiun televisi. Kenapa? Kalau tidak mendengarkan musik-musik import, terasa jadul.


Pada saat itu, di samping .musik-musik lokal yang kurang greget, juga jenisnya hanya itu-itu saja. Sekarang, terbalik. Musik dalam negeri terasa lebih soulfull dan semakin banyak varian serta kualitas musik yang bagus. Bahkan sekarang, tetangga kita, negeri Jiran, Malaysia. Sedang giat-giatnya sosialisasi melarang warganya request lagu-lagu dari Indonesia, yang sedang booming di belantika musik dalam dan luar negri.

Salah satu perusahaan yang menginspirasikan kebangkitan era musik Indonesia sampai sekarang adalah Yamaha Musik Indonesia. Sejak 26 tahun yang silam, konsistensinya mensupport musisi Indonesia, bisa memoles seorang dewa Budjana, grup band Kahitna, krakatau band, dan masih banyak lagi, menjadi musisi-musisi papan atas, yang tidak di ragukan lagi.

Yang terbaru, sebut saja band yang digawangi oleh Pasha, yaitu Ungu, Bondan Prakoso, sampai Ariel Peterpan. Telah menjadi endorsre Perusahaan alat-alat musik terbesar di Indonesia ini. Band blast sendiri adalah seleksi musik tingkat regional, di dalamnya ada jawara-jawara dari dari berbagai daerah yang menyelenggarakan band blast. Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Batam, Sumatra dan kota-kota besar lainnya.
Jawara dari band blast ini sendiri akan menjadi wakil Indonesia di Asian Beat. Dan harus bertarung melawan perwakilan kampium dari masing-masing negara, seperti Jepang, Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia dan negara Asia lainnya. Good Luck untuk Band Blast!

Baca Selanjutnya..

To Be One Nature


Berawal dari forum milis para penikmat petualang alam seluruh Indonesia, dibarengi akan kesamaan pandang untuk menyelamatkan bumi dari monster global warning. JPI (Jejak Petualang Indonesia) 2009 adalah salah satu wujud nyata kampanye keseimbangan ekosistem bumi. Sebagai salah satu apresiasi para adventure Indonesia, yang bekerjasama dengan perum perhutani dan ada dua puluhan instansi yang ikut mendukung kegiatan ini, sebagai bentuk kepeduliannya akan keseimbangan alam. Salah satunya adalah Yamaha Indonesia.


Acara yang diselenggarakan di Ranca Upas-Ciwidey-Bandung (8-9/8) merupakan kawasan yang terkenal dengan suhu dinginnya, hingga mencapai 0 derajat celciusdan kawasan budi daya hewan Rusa. Letaknya yang tak jauh dari ibu kota provinsi jawa barat ini, 70 km dari arah selatan kota Bandung, di Ranca Upaslah acara JPI ini terselengara.

Ada 805 peserta dengan 200-an panitia, nara sumber, serta tamu undangan yang mengikuti acara JPI ini. Para peserta petualang dari seluruh belahan nusantara, bahkan ada juga yang dari Malaysia, yang sengaja datang ke acara JPI ‘09, untuk bertemu dan berkumpul dengan adventure dari seluruh Indonesia. Diantaranya adalah perwakilan dari Motobiker dari Yamaha Vixion Club Purwakarta (YVC-P). Uniknya acara ini merupakan kopi daratnya para petualang tanah air, yang sebelumnya tersebar di beberapa host petualangan televisi, yang sering on line bersama, kemudian terselenggaralah acara petualangan ini.

JPI 09 menghadirkan berbagai kegiatan alam yang seru dan menantang antara lain :
Mountain Bike, penetrasi hutan, Survival, Family Camp, pengenalan tanaman obat, dan pengetahuan tentang hewan hutan.

Pada malam harinya, diadakan acara ‘Dugem’ (Duduk Gembira) yang ikut menghadirkan beberapa host petualang Indonesia, yang tidak asing lagi bagi kalangan para petualang seperti Riani Djankaru, Dody Djohan Jaya dan Sifa Kumala.

Acara yang bertemakan alam ini, terselenggara atas kuatnya kebersamaan yang di bangun para petualang Indonesia. Salah satunya Aji Sang Penakluk (Animal Handeler) sebagai ketua panitia JPI 09, yang sudah beberapa kali tampil di acara petualangan pada salah satu stasiun televisi.

Bagi Motobikers yang cinta alam, aktifitas ini memberikan suntikan mental dan moral untuk menambah kecintaan pada bumi. Bagaimanapun alam tidak bisa dipisahkan oleh manusia termasuk juga kehidupan Motobikers.

Baca Selanjutnya..

Jumat, 31 Juli 2009

MotoDream Introduction


Finally, MotoDream perlahan bisa online melalui blog. Kerja keras demi yang terbaik untuk Motobikers. Disela-sela kesibukan liputan dilapangan dan tim redaksi yang terbatas tapi kita selalu berusaha komitmen untuk bisa online melalui blog.

h
Edisi Agustus kali ini kami mencoba membuat format baru dalam MotoDream. Kita ingin lebih dekat dengan Motobikers. Jadi ada beberapa rubrik yang kita siapkan kepada Motobikers. Mulai dari rubrik Touring, Modifikasi dan hingga event-event Kopdar Motobikers. Motobikers bisa kirim artikel sepanjang A4 dengan spasi 1 dan kemudaian kirimkan foto-foto terbaik dengan ukuran minimal 300Kb. MotoDream membantu bro & sis untuk mengedit hasil karya tulisan dan foto agar lebih artistik dan punya nilai yang sedap dibaca Motobikers di seluruh Indonesia.

What are waiting for? It's Your Dream! It's Your MotoDream!

Baca Selanjutnya..

Memilih Bibit Bebet Bobot Ban

Masih ingatkah Motobikers pada pernyataan “Hidup ini seperti roda yang terus berputar.” Nah, cukup dengan analoginya. Sekarang kembali ke realita tentang ban motor yang sesungguhnya, dimana Motobikers menggunakannya setiap hari.

Pada ulasan Tips & Ride di MotoDream kali ini lebih banyak mengupas tentang serba-serbi ban. Bagaimana sebuah ban bukan sekadar karet berbentuk bundar tapi ban yang ikut menjaga keselamatan Motobikers selama berkendara. Semoga bisa bermanfaat untuk Motobikers semua.



1 . U k u r a n B a n
B i a s a n y a ukuran ban a k a n d i t a n d a i d e n g a n k o d e d e n g a n a n g k a - a n g k a s e p e r t i 3 . 0 0 - 1 8 a t a u 7 0 / 9 0 -17 dan lain sebagainya. A g a r t i d a k s a l a h k a p r a h , i n g a t d u l u t e o r i d a s a r n y a ,
mi s a l ban 7 0 / 9 0 - 1 7 . M a k a a n g k a p e r t a m a 7 0 berarti l e b a r b a n d a l a m s a t u a n m i l i m e t e r , d a n 9 0 p e r s e n t a s e r a s i o n y a ( p e r s e n t a s e l e b a r b a n d a r i t i n g g i n y a ) . S e d a n gkan a n g k a k e t i g a , yaitu 1 7 bera r t i d i a m e t e r p e l e k d a l a m s a t u a n i n c i . J a d i , b a n 7 0 / 9 0 - 1 7 p u n y a m a k n a ; l e b a r t a p a k b a n 7 0 m m , d e n g a n t i n g g i 9 0 % x 7 0 m m = 6 3 m m . D a n d i a m e t e r b a n 1 7 i n c i .

2 . B a t a s T W I
T h r e a d W e a r I n d i c a t i o n ( T W I ) a l i a s i n d i k a t o r b a t a s p e m a k a i a n . P a d a b a n d i t a n d a i garis s e g i t i g a . K o d e i n i m e n u n j u k k a n b a t a s p a l i n g m i n i m a l u r b a n , ba t a s k e t e b a l a n a l u r b a n y a n g d i t u n j u k k a n s e g i t i g a b e r u p a t o n j o l a n y a n g a d a d i d a s a r b a n . J i k a k e t e b a l a n p o l a b a n s a m a d e n g a n t o n j o l a n t e r s e b u t , b e r a r t i b a n m e s t i d i g a n t i .

3 . U s i a P r o d u k s i
Usia produksi d i t u n j u k k a n e m p a t a n g k a y a n g t e r d a p a t d i s i s i b a n . M i s a l n y a , 2 1 0 3 a n g k a t e r s e b u t m e n y i r a t k a n p e r i o d e p r o d u k s i b a n . D u a a n g k a p e r t a m a m e n u n j u k a n m i n g g u dan d u a a n g k a t e r a k h i r b e r a r t i t a h u n p e m b u a t a n . J a d i k a l a u d i b a c a , k o d e d i a t a s b e r a r t i b a n d i p r o d u k s i p a d a m i n g g u k e - 2 1 t a h u n 2 0 0 3 . K o d e a n g k a i n i p e n t i n g , m e n g i n g a t s e m a k i n l a m a b a n t e r s i m p a n , s e m a k i n r e n t a n t e r h a d a p k e r u s a k a n a k i b a t k e k e r a s a n k o m p o n b a n .

4. A r a h P e r p u t a r a n B a n
D i t a n d a i d e n g a n k o d e b e r u p a a n a k p a n a h . T a n d a i n i d i g u n a k a n s e b a g a i p a t o k a n p o s i s i p e m a s a n g a n b a n y a n g b e n a r . A r a h b e r p u t a r n y a r o d a h a r u s s e a r a h d e n g a n t a n d a a n a k p a n a h t e r s e b u t . K a r e n a j i k a p o s i s i p e m a s a n g a n n y a t e r b a l i k m a k a P a t t e r n b a n ( p o l a k e m b a n g a n b a n ) t i d a k b e r f u n g s i d e n g a n b a i k .

5. S i m b o l B a n D e p a n a t a u B e l a k a n g
P a d a b a n m e r k t e r t e n t u , b i a s a n y a a k a n a d a s i m b o l t a m b a h a n ( h u r u f a l p h a b e t ) y a n g m e m b e d a k a n a n t a r a b a n u n t u k r o d a d e p a n d e n g a n b a n u n t u k r o d a b e l a k a n g . B i a s a n y a d i g u n a k a n s i m b o l F a t a u R .
S i m b o l F k e p a n j a n g a n d a r i F r o n t y a n g b e r a r t i b a n t e r s e b u t s p e s i a l d i d e s a i n u n t u k b a n d e p a n . S e d a n g k a n R k e p a n j a n g a n d a r i R e a r y a n g b e r a r t i b a n t e r s e b u t s p e s i a l d i d e s a i n u n t u k b a n b e l a k a n g . P e m b e d a a n i n i b i a s a n y a d i k a r e n a k a n a d a n y a p e r b e d a a n f u n g s i a n t a r a b a n d e p a n d e n g a n b a n b e l a k a n g . B a n d e p a n l e b i h b e r f u n g s i s e b a g a i S t e e r i n g a t a u p e n e n t u a r a h g e r a k . S e d a n gkan b a n b e l a k a n g s e b a g a i p e n e r u s p e r p i n d a h a n d a y a k e g e r a k , menj a d i t r a k s i s a n g a t d i b u t u h k a n . M a k a n y a p a t t e r n d i d e s a i n l e b i h b i s a m e n g g i g i t . S e l a i n i t u , b i a s a n y a b e r a t d a n j e n i s k e m b a n g a n b a n d e p a n d a n b e l a k a n g b i a s a n y a a k a n s e d i k i t b e r b e d a .

7 . P e t u n j u k B e b a n M a k s i m u m
B i a s a n y a p a d a b a n j u g a t e r d a p a t p e t u n j u k y a n g m e n e r a n g k a n b e b a n m a k s i m u m y a n g d a p a t d i t a h a n o l e h b a n t e r s e b u t . S e p e r t i M A X . L O A D 3 7 5 L B S A T 3 2 P . S . I . C O L D y a n g a r t i n y a b a n t e r s e b u t m a m p u m e n a h a n b e r a t m a k s i m a l s a m p a i 3 7 5 L b s a t a u s e k i t a r 1 7 0 K g ( 1 L b s = + 4 5 0 g r ) p a d a t e k a n a n a n g i n 3 2 p s i d e n g a n k o n d i s i b a n d i n g i n ( t i d a k d i p a k a i ) .

8 . S i m b o l - S i m b o l L a i n
S e l a i n s y m b o l - s y m b o l y a n g d i a t a s , m a s i h a d a j u g a b e b e r a p a s i m b o l s e p e r t i tulisan:
T u b e l e s s a t a u T u b e T y p e .
U n t u k b a n d e n g a n t u l i s a n T u b e T y p e , s a n g a t d i a n j u r k a n p e n g g u n a a n b a n d a l a m . M e s k i p u n s e k a r a n g b a n y a k y a n g m e n a w a r k a n b a n t i p e i n i b i s a d i r u b a h m e n j a d i t y p e T u b e l e s s . H a l i n i d i k a r e n a k a n s u s u n a n b a h a n p e m b u a t b a n T u b e l e s s d a n b a n T u b e T y p e b e r b e d a .
Selain itu ada symbol berupa G a r i s W a r n a p a d a K e m b a n g a n B a n .
W a r n a g a r i s i n i b i s a b e r b e d a p a d a t i a p p a b r i k a n , b i s a M e r a h , B i r u , H i j a u , K u n i n g , P u t i h . M e n a n d a k a n b a n t e r s e b u t m a s i h b a r u a t a u b e l u m d i p a k a i .


Baca Selanjutnya..

Edo Rusia Jurnalis Bertitel Biker Blogger

Bikers Brotherhood Blog MotoDream, telah usai beberapa minggu yang lalu. Tapi aroma semangat BBB tersebut masih sangat kental. Diantara bikers yang ada munculah seorang biker sekaligus blogger. Sebut saja Edo Rusyanto atau lebih dikenal dikalangan bikers dengan sebutan Edo IBC atau Edo Rusia. Penulis buku Industri Telekomunikasi Indonesia tahun 2007 dan buku Industri Sepeda Motor tahun 2008 ini merupakan salah satu wartawan kawakan dan biker blogger sejati.

Pria berkelahiran Jakarta 39 tahun yang lalu, tampak gagah diatas kuda besinya. Bila sedang mengendarai sepeda motor V-xionnya, praktis seluruh badannya tertutup rapi, dengan standar safety riding. Helm berstandar SNI, jaket, sarung tangan, pelindung siku dan dengkul, serta sepatu boots biker, selalu ia kenakan kemanapun lelaki berkacamata ini pergi. “Kita tidak akan pernah tahu bahaya kecelakaan tiba-tiba datang, sebelum semuanya bertambah parah, kita awali safety riding mulai sekarang dan dari diri kita masing-masing.” Tangkas Ketua umum IBC hingga 2010 ini.



Profesinya sebagai seorang jurnalis harian Investor Daily ini, sehari-harinya bekerja menggunakan V-xion untuk menelusuri kota Jakarta mencari berita. Meski sibuk mencari berita namun ia tak mengurangi minat menulis pada blog-nya. Bahkan jika melihat jumlah members-nya, tak tanggung-tanggung yaitu mencapai 2000-an dari berbagai daerah, dalam dan luar negeri.

Milis dan Facebook-nya pun laris manis dibaca di kalangan bikers.“ Setiap hari saya selalu men-update tulisan saya, minimal 1 kali, kemudian berita tersebut selalu saya send ke semua teman-teman. Terasa itu menjadi sebuah kewajiban pribadi. Apalagi jika sudah menyuarakan tentang safety riding, nyatanya hal itu, menjadi fatwa yang wajib untuk seluruh bikers,” jelas Edo. Hal ini pulalah, yang menjadi perbedaan blog-nya dengan blogger lainnya.” Yah, memang itu positioning blog saya, khusus untuk mensuarakan keselamatan pengguna jalan. Sehingga masyarakat lebih bisa cepat mengenal blog saya.” Jelas pria lulusan UniversitasVeteran ini berbagi ilmu blog.

Bila berbicara pada persoalan jalanan atau keselamatan pengguna jalan, suami dari Yeti ini, selalu menunjukkan sikap dan semangat yang tinggi untuk saling berbagi. Dari persoalan ATPM, Polantas, kehidupan bikers, jalan raya sampai persoalan safety riding. Semuanya ia jabarkan secara mendetail. Maklum, di samping menjadi wartawan kawakan, lelaki yang punyai tiga anak ini punya akses khusus dengan beberapa orang-orang penting di seluruh ATPM Indonesia yang telah ia jalin selama bertahun – tahun. Sehingga uraian yang ia kemukakan melalui blog-nya sarat dengan data ilmiah, namun tetap dalam balutan yang easy reading dan tentunya berprinsip objective dan cover both sides.

Bagaimana tipikal pembaca bikers blog menurut Edo? Lebih jauh biker blogger ini menjelaskan, “Rata -rata pengguna internet adalah kelas citizen knowledge. Atau bisa di bilang, tingkat pengetahuan umumnya yang sudah melek terhadap blog. Umumnya, bikers blogger menyukai bacaan yang terjadi langsung di sekitar mereka dan tidak menggurui, serta tidak terlalu panjang”. Begitu cetusnya.

Blog menjadi menjadi media lintas kalangan yang mudah dan bisa di akses semua pengguna internet di seluruh dunia. Ibaratnya blog itu sebuah pisau. Di tangan seorang koki handal, pisau tersebut bisa digunakan untuk memotong daging karena ketajamannya. Yep, setajam tulisan Edo di blog-nya. “Tulislah! Sekecil apapun yang terjadi di sekitar kita. Karena segala sesuatu berangkat dari kebiasaan, dan dari kebiasan tersebut, kita mobilisasi menulis hal-hal yang bermanfaat, untuk masyarakat.” Tutup Edo. Viva Blogger! Viva Bikers Brotherhood Blog MotoDream!

Baca Selanjutnya..

Raih Simpati Dari Perilaku Touring



Tidak mesti ngumpul-ngumpul, ala motobikers di tempat-tempat tertentu itu identik dengan buang-buang waktu. Justru dari ngumpul-ngumpul ini, lahir ide-ide segar, salah satunya mengkampanyekan Safety Riding, dan berusaha menjadi pionir kampanye keselamatan jalan itu, di setiap petualangannya. Melalui komunitas, yang mereka namakan dengan YVAJ (Yamaha Vixion Adventure Jakarta) Petronas L.A.

Berawal dari forum milis dan Facebook, hingga akhirnya melaksanakan kopdar bersama, karena memiliki pemikiran yang sama, mengenai kuda besi Yamaha V-ixion ditambah serunya petualangan di alanan, maka sejak 4 April 2009 dibentuklah YVAJ. Bukan dengan pesta atau seremoni hura-hura untuk merayakan terbentuknya YVAJ. Justru mereka melakukan kunjungan bersama dengan seluruh anggota YVAJ ke Situ Gintung di selatan Jakarta. Tujuannya untuk mengadakan amal bakti ke korban jebolnya waduk Situ Gintung seperti pemberian mie instan, pakaian layak pakai, obat-obatan dan dana.



Komunitas yang mempunyai motto My V-xion My adventure and Keep Brotherhood ini, mempunyai 15-an anggota. Semuanya fanatic pada motor Yamaha 150cc ini. Meskipun tempat tongkrongan mereka berada di kawasan Petronas Lenteng Agung, Jakarta Selatan, namun anggota YVAJ ada juga yang berasal dari Ciledug, bahkan Pamulang daerah satelit Jakarta.

Tidak ada senioritas dalam tubuh YVAJ “ Semuanya sama, yang lebih kita utamakan adalah brotherhood atau persaudaraan dengan intern YVAJ ataupun dengan komunitas lain. “Bro bisa lihat sendiri kan? Setiap club atau komunitas lain yang melintas di depan base camp kita, selalu mengklakson motornya, sebagai tanda persaudaraan. Karena kami pun seperti itu, jika sedang di jalanan.” jelas Akbar, salah satu anggota YVAJ yang terbilang lebih tua dari anggota lainnya kepada MotoDream.

Cukup simple bicara AD/ART YVAJ ini, setiap malam minggu, mereka berkumpul di Petronas, dan setiap anggota dikenakan iuran sebesar 5.000-10.000 rupiah. Dana itu mereka pergunakan untuk keperluan kopdar, dan uang kas yang nantinya dipergunakan untuk kesejahteraan anggota sampai persiapan sumbangan sosial lainnya.

Menariknya, sekalipun ukuran umur YVAJ terbilang baru, tapi Visi dan Misi mereka jelas. Seperti visi misi YVAJ yang memandang semua pengguna jalan all bikers, all brothers, menghilangkan kelas-kelas dari sesama pengguna jalan. Meskipun Yamaha V-ixion termasuk kategori motor sporty, tetapi YVAJ tetap menghormati pengendara motor lain, seperti bebek dan skuter. Di samping itu, tentunya YVAJ sebagai wadah untuk berbagi bersama. Untuk itu sebagai suatu komunitas,YVAJ juga mempunyai niat untuk membesarkan klubnya, memperkenalkan dan mengkampanyekan Safety Riding kepada
masyarakat, serta berusaha memperbaiki citra gangster yang pernah diterpa isu negatif.

Untuk menjalankan sebaik mungkin visi dan misi YVAJ, segenap anggota YVAJ diharuskan mematuhi peraturan lalu lintas dan harus memperhatikan Safety Riding di setiap mengadakan perjalanan atau pada saat mengadakan touring bersama. “ Rata-rata kami alumnus dari berbagai macam klub, sehingga pengetahuan tentang lalu lintas dan Safety Riding, tentang teknik bagaimana kita di jalan, sudah kita kenal sejak dari dulu. Kini, kita terkumpul dalam satu wadah YVAJ. Nilai-nilai idealisme Safety Riding tetap kita jalankan bersama.” Jelas Salay, ketua YVAJ Petronas.

Tak heran berbagai komentar positif, ikut mewarnai perjalanan YVAJ dimanapun mereka touring. “ Mereka sering melintas di daerah sini, tertib dan tidak resek, sekalipun pake motor yang lumayan gede.” Ungkap Sudrajat, salah satu tukang ojek kawasan stasiun Pasar Minggu.

Baca Selanjutnya..

Komunitas Foto Unik


Komunitas pecinta kamera unik dan antik yang tergabung dalam Lomonesia belakangan semakin eksis. Komunitas ini mempunyai homebase dibilangan Mayestik Jakarta Selatan dan memiliki 900 anggota aktif pecinta ‘jepret menjepret’ momen.


Awalnya pengambilan nama Lomo berasal dari merek (brand) kamera militer Rusia yang ada pada dekade 80-an. Kameranya sendiri memiliki nama dan kode Lomo LC-A dan kemudian tahun 90-an 2 mahasiswa asal Austria kembali mengangkat pamor kamera ‘jadul’ ini dengan mendeklarasikan komunitas bernama Lomography. Kisaran tahun 2001 lalu. Adalah Tommy Hartanto dan Grace menjadi penggagas komunitas ini di Indonesia. Pada 5 Agustus 2004, kedua orang ini merealisasikan komunitas Lomo dibarengi dengan pembuatan milis lomonesia@yahoogroups.com.
Setelah itu, dipilihlah nama Lomography Society Indonesia (komunitas pecinta lomogrfai Indonesia). Satria Ramadhan (Project Manager Lomonesia) bersama Anwar Syarifudin ditunjuk sebagai ketua komunitas lomonesia Indonesia. “Kebetulan gue baru diangkat sebagai Project Manager Lomonesia. Sebelumnya gue ngurusin event-nya Lomonesia. Disini gue bisa dibilang sebagai ketuanya bersama Anwar Syarifudin,” terangnya ditemui di bilangan Mayestik, Jakarta Selatan belum lama ini.
Untuk background anggota, Satria mengaku member berasal dari semua kalangan. Bukan hanya pekerja dan anak kuliahan, pelajar SMA dan SMP juga berbaur. Yang jelas menurut Satria, kecintaan akan kamera ini yang membuat enggak ada jarak diantara anggota komunitas ini. Selain itu, setiap anggota enggak bisa menggunakan kata Lomo sembarangan. Hal ini karena memang, komunitas Lomo di Indonesia sudah diakui secara sah oleh Lomography pusat di Vienna. ”Untuk anggota kita enggak membatasi dari mana mereka. Yang jelas kita disini berkumpul dalam satu wadah penggemar kamera Lomo. Apalagi komunitas kita sudah diakui keberadaannya oleh Lomography pusat di Vienna,” imbuhnya.
Komunitas Lomo Indonesia mengenal 13 jenis kamera yang tersebar. Nama kameranya juga unik sesuai dengan bentuknya yakni Holga, Diana, Fisheye, Actionsampler,Supersampler, Oktomat, Horizon, Pop 9, Frog-eye, Smena 8, Colorsplash, Lubitel serta lca. Karakter tiap kamera juga berbeda-beda sesuai jenis dan ukuran seperti Actionsampler, Supersampler, Oktomat, Pop 9, pada kamera lomo yang berlensa Majemuk. Holga, Diana, Lubitel untuk kamera medium format yang hasil fotonya ada Vignettenya. Colorsplash pada kamera yang mengandalkan warna Flash-nya. Sementara Frog-eye untuk kamera Underwater dan Fisheye pada kamera berlensa wide 170 derajat.
Komunitas Lomo Indonesia juga sering mengadakan event seperti Lomo Gigs (gabungan konsep musik dengan hasil karya Lomo), Lomo’isme (pameran karya lomografer Indonsesia). Tujuan digelarnya event ini adalah untuk memasyarakatkan Lomo dan me-Lomo-kan masyarakat. Satria berharap agar komunitasnya ini bisa go International dengan membuat pameran karya lomografer Indonesia ke luar negeri. Sementara agenda kedepan akan digelar MUNAS Lomonesia. Buat Motobikers, yang tertarik dengan dunia fotografi, sah-sah saja jika mencoba kamera Lomo. Selain hasilnya yang unik kenikmatan bisa tercipta sewaktu menekan shutter Lomo. Apalagi jika dipakai ketika foto-foto pada saat touring.
Baca Selanjutnya..

Jumat, 24 Juli 2009

Jembatan Cinta? [Full Version]


“Enak yah mas, duduk di sini? Anginnya semilir apalagi pemandangan dibawah begitu indah. Banyak lampu mobil yang berjalan dan kita berada dibawah terangnya lampu jalan”, seru Etty (bukan sama sebenarnya) kepada Eddy, pacarnya.

Apa yang dilakukan Etty adalah realita percintaan sebagian pengendara motor jaman sekarang. Mereka berdua sedang merajut cinta diatas jembatan layang. MotoDream menyebutnya “Jembatan Cinta.” Iya, di tempat inilah banyak pasangan muda-mudi memadu kasih. Mereka umumnya pengendara motor yang sejak pulang dari tempat kerja atau rumah sudah niat nongkrong disini. Lho? Dimana sebenarnya mereka berada? Tepatnya mereka parkir, persis berada di pinggir jalan diatas jembatan layang.

Lihat bagaimana Etty diajak Edy (bukan nama sebenarnya) pacaran diatas jembatan layang di daerah Pasar Rebo Jakarta Timur. Mereka berdua boncengan naik motor dari tempat kerja Eddy di kawasan Jakarta Pusat. Edy adalah pegawai di sebuah perusahaan BUMN di Jakarta dan Etty hanya pegawai swasta. Malam itu sekitar jam setengah 8 malam Etty & Eddy sampai di jembatan layang yang menghubungkan jalan Kramat Jati menuju daerah Cibubur.

Mereka berdua bicara berbisik mesra seolah tak ingin orang lain tahu apa yang dibicarakan. Sesekali rambut Etty tertiup angin dari bis dan mobil yang melintas kencang. Lampu mobil itu terlihat beberapa kali mengedipkan lampu dim memberi peringatan untuk tidak parkir di pinggir jembatan. Bisa jadi sang mobil terkejut begitu menanjak jembatan dengan kecepatan tinggi tiba-tiba diatas jembatan banyak motor parkir. Bukan hanya mobil yang memberikan peringatan. Ada juga bis Metromini yang menyalakan klakson mengingatkan pengendara motor yang parkir di pinggir jembatan layang.

Etty dan Edy cuek aja. Tak peduli bahasa apa yang dikatakan oleh pengguna jalan yang lain. Tak lama kemudian datang dua orang pengamen. Namanya juga pengamen, “Permisi…” tak lama lagu ST12 dilantunkan oleh duet pengamen ini. Merasa di-cuekin, pengamen itu mencari pelanggan lain. Kemudian datang lagi tukang asongan. Tukang ini menawarkan rokok. “Bang buah, rujak! Sini!” seru Edy memanggil tukang buah yang jualan di diatas jembatan layang juga. Tukang asongan pun pergi dan tukang buah pun datang menghampiri Etty dan Edy.

Sementara itu datang lagi pengendara motor yang lainnya. Mereka adalah pasangan yang lebih muda. Kali ini mereka mengambil posisi yang lebih tinggi di jembatan tersebut. Semakin tinggi atau semakin ditengah posisi berarti semakin bagus view yang ditawarkan. Bukan main memang. Rasanya seperti Motobikers berada di hotel dan mendapatkan kamar di lantai 5 dengan pemandangan cantik dari balkon kamar. Tapi kalau di hotel kan bayar? Nah, salah satu tujuan Etty dan Edy datang ke Jembatan Cinta karena gratis tak perlu bayar untuk mendapatkan pemandangan yang cantik.

Full Music Plus Jajanan
Jembatan Cinta menawarkan tak hanya pemandangan cantik. Di tempat ini memberikan pelayanan jajanan kaki lima yang cukup untuk menggajal perut. Coba bayangkan, disini ada penjual bakso, tukang kelontong keliling dan pastinya tukang buah. Untuk buah-buahan seperti semangka, nanas, melon dan pepaya dibandrol Rp.1.500,-. Sedangkan untuk jajan bakso harganya juga relatif terjangkau yaitu Rp.6.000,- per mangkok. Sedangkan harga rokok dan teman-temannya masih mengikuti mekanisme pasar alias pedagang tidak ambil untung besar meski risiko kecelakaan tersambar mobil lebih besar.

Buat Anim (bukan nama sebenarnya) berjualan di pinggir jalan diatas jembatan layang adalah prospek yang bagus. Melihat ‘kunjungan’ pengendara motor yang semakin banyak semakin malam membuat dagangan cepat habis, laris manis. Rasa takut yang dimiliki Anim dikalahkan dengan uang yang ia kantongi. “Abis gimana yah? Namanya juga cari uang buat makan? Disini enak, banyak yang nongkrong. Biasanya jajan buah atau rujak. Rata-rata tukang buah juga jualan disini dan semuanya temen saya” begitu jelas Anim pada MotoDream. Rata-rata Anim menjual habis dagangannya dalam semalam. Kalaupun lagi sial, itu karena Anim dikejar-kejar kamtib karena dagang sembarangan.

Sedangkan kalau makan bakso, pasti cepat dilahap. Pasalnya begitu bakso dihidangkan panas-panas dijamin cepat dingin karena besarnya angin yang berhembus diatas jembatan. Gaya makan pun berbeda dengan makan diwarung bakso karena bisa sambil duduk diatas jok motor.

Kisah Etty & Edy bukan sampai disitu saja. Sebenarnya mereka sudah lama menjadi penduduk “Jembatan Cinta”. “Kita sudah lama nongkrong disini. Jaman jalan di bawah jembatan ini belum di aspal kita sudah pacaran disini. Yah, ada deh sekitar 3 tahun lalu, kita datang kemari” seru Eddy penuh semangat. Sejoli inipun menceritakan bagaimana mereka sempat bertengkar karena cinta. Klop kan? Bukan hanya manis madu tapi juga pahitnya cinta disaksikan “Jembatan Cinta”. Itulah kesan yang didapat Eddy dan Edy dari “Jembatan Cinta”.

Sesekali sejoli ini pernah pengalaman diusir aparat. Tapi justru itulah seninya. Kewaspadaan terhadap aparat yang merazia menjadi ciri khas “Jembatan Cinta.” Makanya jangan heran jika melihat perilaku pengendara motor di jembatan ini. Begitu terdengar bunyi sirene seluruh pengendara motor yang ada disini mengambil posisi standby. Kunci kontak yang tadinya dalam posisi OFF langsung masuk posisi ON. Jadi jika benar ada aparat datang mereka tinggal start dan langsung buron. Sama seperti yang terjadi semalam. Sirene berbunyi dikejauhan. Spontan membuat penghuni Jembatan Cinta menjadi waspada. Tapi begitu yang lewat sirene dari ambulan, mereka pun bersikap santai dan rileks kembali.

Risiko Tanggung Sendiri
Buat sejoli seperti Etty dan Edy nongkrong di “Jembatan Cinta” adalah kisah romants percintaan. Tapi buat pengguna jalan lain kehidupan di “Jembatan Cinta” adalah ironi. Jika Motobikers melewati jalan ini untuk pertama kali, boleh jadi menarik hati untuk berhenti sebentar. Pasalnya seperti terjadi sesuatu hingga membuat orang berkumpul. Tapi faktanya, jika Motobikers turun dari motor dan berdiri dipinggir jalan jembatan adalah risiko baru. Jarak antara pengendara motor dengan kendaraan yang melintas di Jembatan Cinta kurang 1 meter! Apalagi kendaraan yang lewat sebagian adalah bis dan sedan dengan kecepatan rata-rata 70Km/jam.
Menjelang jam 8 malam, Etty dan Edy sudah bergegas pulang. Edy kembali mengenakan lagi jaketnya dan menghidupkan mesin motor. Keduanya bersiap meneruskan perjalanan pulang menuju rumahnya di Bogor yang berjarak 60Km dari Jakarta. Bagi Etty dan Edy, semalam di atas “Jembatan Cinta” selalu membuat cinta semakin besar, meski risiko kecelakaan tersambar bis dan mobil bisa memisahkan hidup keduanya.
Baca Selanjutnya..

Selasa, 21 Juli 2009

Hidup Ini Indah

Sudah..sudah.. Sudahi apa yang menjadi kengerian yang ada dalam hidup bro & sis. Kejadian Jakarta Bombings jangan membuat mental kita drop karena itulah yang diinginkan oleh pembuat teror.

Nikmati hidup saat ini. Caranya? bersyukurlah kita sampai rumah pada sore hari bertemu keluarga. Nikmati saja adik atau kakak kita yang meminjam majalah yang enggak bilang-bilang. Nikmati juga ketika ibu masih juga menanyakan hal yang sama; "Kamu kapan pulang cepet sih? Hampir tiap hari lembur. Makanannya keburu dingin"atau anak kita menarik-narik baju, "Bapak, besok beliin aku mainan yah? yang ada di TV lho?"

Inilah kenikmatan yang mesti kita syukuri. Nilai kenikmatan ini adalah kenikmatan universal dimana setiap orang bisa mendapatkannya. Hidup ini indah jika kita meyakininya dan ikhlas menjalaninya.



Baca Selanjutnya..

Jumat, 17 Juli 2009

Bikers Brotherhood Blog Memanggil


Sampai kapan teror di negeri ini berakhir? negeri yang dulu selalu dikumandangkan orangnya ramah dan menebar senyum?

Kejadian bom hari ini adalah tragedi yang memalukan untuk kita ceritakan pada generasi berikutnya. Ceritakan bahwa kita tak ingin negeri tempat kita hidup penuh dengan teror.

Buat bikers blogger, kejadian ini memanggil kita untuk lebih waspada. Jalankan terus bikers brotherhood blog dengan mengkampanyekan kewaspadaan terhadap teror khususnya yang mengancam bikers.
Baca Selanjutnya..

Selasa, 14 Juli 2009

KopDar "Bikers Brotherhood Blog" MotoDream




Hari Sabtu 4 Juli 2009 kemarin, akhirnya MotoDream bikin acara KopDar. Tema kali ini adalah tentang "Bikers Brotherhood Blog." Kenapa pilih blog? Buat MotoDream simple aja. Bagaimana mungkin menjalankan prinsip "All Bikers Are Brothers?" jika tidak ada komunikasi?

Jadi, dipilihlah blog sebagai salah satu media untuk media untuk mempererat persaudaraan sesama bikers. Dalam acara ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidang blog diantaranya; Enda Nasution yang disebut sebagai "Bapak Blogger Indonesia", Wicaksono yang lebih akrab dikenal dengan nama Ndoro Kakung. Wicaksono juga masih aktif menjadi wartawan senior Tempo. Kemudian ada Edy 'Caplang' Cahyono sebagai narasumber dari biker blogger dan yang terakhir sebagai Moderator adalah Managing Editor MotoDream, Wahyu Kartawijaya.

KopDar "Bikers Brotherhood Blog" MotoDream kali ini membahas bagaimana cara membuat blog, menulis dalam blog, mengukur validitas berita yang ada dalam blog hingga bagaimana mandiri berwirausaha melalui blog. Semua tentang blog dari A sampai Z.

Buat bro & sis yang ingin membangun 'brotherhood' melalui blog, MotoDream berbagi ilmu dunia blogging yang bermanfaat untuk pribadi, club dan komunitas. Jadi, tak ada salahnya jika pembaca MotoDream menjadi biker blogger demi persaudaraan sesama bikers.
Baca Selanjutnya..

Senin, 13 Juli 2009

Popeyextreme: Motorshow Entertainment Adu Nyali, Raih Prestasi


Belakangan Popeyextreme mencuat kepermukaan. Nama itu merupakan sebuah klub motor spesialis freestyle dan cukup banyak menorehkan prestasi apik. Mereka sering diundang diacara otomotif di selurih Indonesia. Tim ini juga beberapa kali terlibat syuting Yamaha. Dari aksinya, anggota tim ini bisa mendapat penghasilan.

Februari 2002, Popeyextreme Motorshow Entertainment (PXME) dibentuk di Bandung. Sebelum terbentuk, anggotanya merupakan ‘jagoan’ dalam balapan liar dan kebut-kebutan di jalan raya. Namun saat kejenuhan melanda, muncul ide kreatif dari Muhammad Irsam ZA atau yang biasa disapa Zham dan rekannya. Lelaki kelahiran 1978 ini kemudian didaulat sebagai ketua PXME untuk membawahi 35 anggota. PXME didominasi oleh motor Yamaha dengan berbagai type (bebek, matic, dan sport) namun demikian anggotanya ada juga yang menggunakan motor built up (korekan). Personel PXME rutin berlatih setiap hari dari jam 16.30 hingga 18.00 di Monumen Perjuangan Gasibu, Bandung. Mereka biasa melakukan atraksi maut seperti Wili (mengangkat roda depan), Stopie (mengangkat roda belakang) dan Burn Out (membakar roda belakang). Karena kemahiran mengunggang kuda besi sambil melakukan atraksi menantang namun berbahaya (freestyle) mereka disodori kontrak selama tiga tahun (2006-2008) oleh Yamaha. Karena talenta itu, Yamaha membuat iklan yang dibintangi oleh personel PXME antara lain iklan Yamaha Mio, Yamaha Coorporation dengan setting terjun payung, serta Mio saat atraksi di arena skate board bareng artis Ida Kusuma.
Ternyata bukan hanya jago berakting didepan kamera, untuk torehan prestasi dikelas event, jangan ragukan kualitas PXME. Berkali-kali mereka menyabet gelar juara satu pada setiap kejuaraan. Sebut saja Kenduri Motor Nasional (KEMON) yang dihelat di Jakarta, PXME sukses menyabet juara I (kelas freestyle), event Umild Kontes di Bandung juara I, Customatic Yamaha Juara I, serta event Jogya Expo Center yang menggelar kelas perorangan dan beregu semuanya disabet dengan menduduki juara I. Anggota PXME didominasi oleh pekerja dan mahasiswa sementara sisanya pelajar.
“Kita memang kebanyakan pekerja dan anak kuliah, untuk jadi anggota juga nggak sulit biasanya karena hubungan pertemanan saja. Kami beda dengan komunitas motor lain yang jika ada calon anggota harus mengisi formulir dan membayar uang pendaftaran. Kami tidak seperti mereka,” terang Zham mantap.
Ternyata PXME bukan hanya jadi bintang iklan Yamaha, mereka juga pernah membintangi iklan ban Blackstone, Oli Penzoil, Adira Finance, serta rokok Djarum Black. Penghasilan yang mereka peroleh juga lumayan, oleh Yamaha mereka dibayar Rp7,5 juta (per iklan dengan lima personel). Sementara untuk event lokal mereka dapat Rp 4,5 juta, dan event nasional uang sebanyak Rp 6-8 juta mereka raup. Selama terbentuk, PXME sudah pernah menyambangi kota-kota besar di Indonesia, hanya satu impian klub motor ini yakni ‘plesiran’ ke Irian Jaya. Zham memberikan trik sebelum melakukan freestyle yakni safety riding antara lain helm, sepatu, jaket, sarung tanga, dan tentu saja kondisi motor yang fit. “Buat yang kepingin coba, para riders harus tahu triknya dan selalu mencoba gaya-gaya baru. Untuk pengamanan tentu saja gunakan helm, sarung tangan, jaket, dan sepatu,” lugas lelaki yang berprofesi sebagai mekanik ini.
Baca Selanjutnya..

­Menebar Cinta di Jalan Raya


Sabtu malam di atas pukul dua belas, jika kita main-main ke daerah Margonda, Depok, di sana berjejer klub-klub dengan berbagai nama dan merek motor, mulai dari skubek matik seperti Mio, sampai jenis yang lebih besar.

Begitu juga pemandangannya kalau kita jalan-jalan di sepanjang Jalan Raya Fatmawati. Tapi ini baru sebagian yang ada di kisaran kawasan Jabodetabek, belum yang lain. Anak-anak biker ini berkumpul berjejer rapi dengan aksesori lengkap, baik di baju, maupun di motor masing-masing.
Jaket motor, kulit atau parasut, menjadi pakaian wajib—itu kalau tidak mau masuk angin—begitu juga dengan sarung tangan, dan helm berbagai rupa. Ada juga yang bergaya pakai tanduk warna-warni di kepala. Atau malah serba pink dan gambar hati karena 14 Februari nanti adalah Hari Kasih Sayang dan jatuhnya tepat pada hari Sabtu—waktunya kumpul-kumpul. Yah, gaya apa saja boleh. Tidak ada yang ngelarang.
Lalu motornya ada yang standar, ada yang dibuat pendek ala lowrider atau ala touring yang lengkap dengan bagasi menempel di buntut motor. Pada malam itulah saatnya bagi para biker untuk bergaya, tampil keren di malam hari.
Sama rasa, sama gaya, sama asiknya, dan sama kerennya. Setelah semua anggota berkumpul, mereka akan jalan-jalan keliling kota dan “dan menebar cinta di jalan raya” dengan membunyikan klakson berbagai bunyi untuk “menyapa” ketika berpapasan dengan klub lain.
Bukan sekadar buat menyapa klub lain. Mereka yang touring ini memang hanya ingin jalan-jalan keliling kota dan keliling ke mana pun mereka mau pergi. Alasannya? Ya cuma ingin jalan-jalan, “menebar cinta” dengan melihat-lihat tampilan kota waktu malam hari, dan membelah kabutnya. Ya kalau enggak cinta, mana mungkin mereka melakukan hal yang sama, bela-belain masuk angin minimal satu minggu sekali.

Cinta di jalan
Mungkin ada yang menganggap kalau touring adalah tren tahun 2000-an. Bisa jadi ada benarnya. Namun ternyata, cikal bakal acara “menebar cinta di jalan raya” ini sudah berlangsung sejak lebih kurang seratus tahun yang lalu.
Cikal bakal acara itu tepatnya dimulai pada kisaran tahun 1890, dan ini bukan di luar negeri, melainkan di Tanah Air kita tercinta ini. Bedanya, kalau para bikers zaman sekarang wangi parfum—apalagi kalau malam Minggu—zaman itu, wangi para biker-nya mungkin agak bercampur aroma perkebunan atau mungkin sari gula. Soalnya, mereka ini kebanyakan adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula, dan tentu saja kebanyakan orang Belanda, dan sebagian Inggris.
Dalam catatan waratawan Kompas, James Luhulima, yang mengutip buku Krèta Sètan (De Duivelswagen), klub motor di Tanah Air sudah ada pada kisaran tahun 1900. Ini terlihat dari iklan-iklan motor di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 sampai 1926. Ada catatan kecil yang menarik bahwa salah satu klub motor itu pernah berfoto dengan tulisan Bragaweg (Jalan Braga), Bandoeng. Foto ini dibuat tahun 1914.
Lalu, para menir-menir ini kalau sudah kumpul kemudian mau apa? Pertanyaannya lagi-lagi sama dan jawabannya lagi-lagi sama. Mereka akan jalan-jalan keliling desa. Tapi mungkin tidak waktu malam hari karena suara motornya berisik dan mengganggu orang satu kampung.
Pengendara motor memang maunya berkendara terus, dan sepertinya ini adalah naluri. Maka, pernah pada suatu saat, beberapa orang berlomba-lomba memecahkan rekor perjalanan rute Jakarta-Surabaya atau dikenal dengan “Lintas Jawa”.
Orang “nekat” pertama yang berhasil membukukan rekor perjalanan menempuh rute Batavia, Bandung, Semarang, Blora, Cepu (Tjepu), dan Surabaya ini adalah Gerrit de Raadt. Ia menempuh perjalanan yang berjarak 850 kilometer itu dengan catatan waktu 20 jam dan 45 menit. Aksi “nekatnya” ini ia lakukan pada tahun 1917.
Pada tahun yang sama, tepatnya sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian mengendarai sepeda motor melewati rekor catatan waktu tempuh Gerrit de Raadt, lebih cepat 21 menit. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam.
Lama kelamaan, makin banyak biker yang penasaran dan mencoba memecahkan rekor “Lintas Jawa” ini. Seiring dengan munculnya motor yang teknologinya makin mutakhir, maka waktu tempuh pun makin meningkat. Angka terakhir pemecahan rekor ini pada masa yang tidak jauh berbeda adalah Goddy Younge yang berasal dari Semarang. Pada 24 September 1917, ia—yang pernah coba memecahkan rekor itu dan kalah oleh Barend ten Dam (15 jam dan 37 menit)—mengukir rekor lagi dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam. Mereka semua “menebar cinta” dengan caranya sendiri: bersaing secara sportif.
Kalau kita bandingkan dengan kondisi sekarang, 14 jam dan 11 menit Jakarta-Surabaya memang tidak masuk akal. Waktu itu pastinya Barend ten Dam enggak perlu pusing saingan dengan bus-bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) yang suka “makan” jalan bahkan “makan” bahu jalan.
Biarpun begitu, motor touring lintas Jawa masih tetap dilakukan hingga sekarang.
Motor masih jadi primadona karena ukurannya yang cenderung lebih kecil ketimbang mobil. Kalau kita melihat kondisi sekarang, motor, apalagi skubek matik yang ramping, bisa menjadi “pahlawan” di kala macet karena bisa memanfaatkan jalan yang kecil, sementara para produsen mobil masih berlomba-loma membuat model yang paling kecil dan kompak tapi harus juga terlihat menarik.
Kendati demikian, pengendara motor kerap menjadi bahan kekesalan para pengguna jalan. Penyebabnya mulai dari “cuma senggol spion”, knalpot berisik, sampai aksi minta jalan pada saat touring yang terkadang terkesan tidak sopan dan sombong. Rasa-rasanya, “menebar cinta di jalan” tidak akan terlihat pada kondisi-kondisi yang semacam itu. Kebiasaan serba terburu-buru—mungkin karena bangun kesiangan, dan bangun kesiangan karena malamnya begadang—kerap menjadikan orang serba terburu-buru dan memunculkan kasus-kasus semacam itu. Demikian juga dengan rasa sombong pada touring itu karena mungkin mentang-mentang banyak teman. Andai saja mereka bisa tertib.
Walaupun demikian, sekarang ini mulai banyak pengendara motor tetap “menebar cinta” tanpa sadar, khususnya pada lingkungan. Itu karena mereka memakai motor zaman sekarang yang sudah memakai sistem pembakaran 4 tak. Untuk yang satu ini, berterimakasihlah kepada seorang pria Jerman bernama Nicolaus Otto.
Berkat penyempurnaannya, ia membuat mesin motor yang tidak lagi bercampur dengan oli. Pada mesin ini, tempat bensin dan oli terpisah sehingga saat pembakaran (4 langkah) tersebut, bensin yang bercampur dengan udara terbakar dengan sempurna dan tidak menyisakan asap yang membumbung. Teknologi yang ia buat di masa 1800 akhir ini masih tersemat dan makin disempurnakan di motor-motor modern saat ini, termasuk pada hampir semua produk Yamaha.
So, “Menebar cinta” definisinya jadi macam-macam ya. Yang di atas tadi, baru sebagiannya saja. Lalu, ngomong-ngomong, Valentine Februari nanti mau jalan-jalan ke mana? Ke mana pun itu, apakah pergi sambil memboncengi pacar, atau sama teman-teman, jangan lupa, tetap “menebar cinta di jalan raya” bagaimanapun caranya.
Baca Selanjutnya..

Topan Sucipto: Pembalap Muda Dari Marunda


Siang itu terik matahari menyengat Bangkok Racing Circuit. Diatas motor Jupiter MX Yamaha ada seorang pembalap yang terlihat paling muda diantara yang lainnya. Dia adalah Topan Sucipto sang Juara ke-2 di sesi pertama ajang Asean Cup Race Yamaha Januari lalu di Thailand.

Topan baru berusia 14 tahun. Tubuhnya pun terlihat lebih kecil dari motor yang ia naiki. Tapi jangan panggil ia Topan jika pembalap ini tak mengejutkan lawan dan seniornya. Doni Tata, misalnya yang sekarang berusia 18 tahun. Rekor Doni Tata di sirkuit Sentul akhirnya terpecahkan oleh rekor Topan yang ikut di ajang Indoprix tahun lalu kejuaraan tim Asia.
Lahir dari keluarga Pembalap, Topan Sucipto perlahan menjelma menjadi pembalap sungguhan. “Dari kakek, ayah dan kakak saya semuanya pembalap. Dan kakak saya sekarang menjadi manajer balap saya,” begitu seru Topan bersemangat. Dedikasi anak daerah Marunda Jakarta Utara ini bukan sembarangan. Terbukti keikutsertaannya di ajang Asean Cup 2006 di urutan 6 dari target masuk urutan 8 besar. Kemudian mengikuti ajang ke Yamaha Cup Race Motoprix dan menjadi juaranya. Selain itu ia juara ke-3 di Yamaha Cup Race kelas Underbone 110cc Novice dan juara ke-4 di ajang yang sama di kelas 125cc Novive. Daftar ini baru sebagian dari track record Topan sepanjang mengikuti balapan sejak tahun 2007 alias baru 2 tahun di ajang balap profesional.
Tapi, yang namanya Topan tetap saja seperti anak seusianya. Terkadang ia tidak ‘PD’ ketika berhadapan dengan lawannya yang lebih senior. Ia mengakui kehebatan pembalap M. Fadli, Tule dan Sudharmono yang punya prestasi dan jam terbang tinggi di dunia balap. “Tapi bagaimanapun kita mesti kalahkan lawan kita. Caranya ya dengan pintar-pintar menahan emosi. Kita bisa belajar dari mereka (pembalap senior, -red) dan kita bisa kalahkan mereka,” seru Topan optimis meski di tahun ini lawannya adalah Hokky Krisdianto dan Harlan yang lebih senior dari Topan.

Terusik Mimpi

Bagi Topan membalap adalah darah dagingnya sendiri. Ia mengakui jika mulai dari kakek, ayah dan kakaknya adalah pembalap. Sejak kelas 1 SD Topan sudah dibelikan ayahnya motor Yamaha Force1. Sejak saat itu hidupnya sering diusik dengan impian menjadi pembalap motor jika ia besar nanti.
Bahkan sang kakak Topan, Poppy juga ikut menjadi sparing partner untuk balapan di sentul. Ia bercerita jika ia sering latihan bersama kakaknya di Sentul. Di sesi balapan ini ia bisa memaksimalkan kecepatan motornya. Aktifitas lainnya yang sering diikuti Topan tentunya adalah balap di jalanan. Meski illegal, bagi Topan ini menjadi ajang untuk memperbanyak jam terbang balapan.
Di sisi lain, Topan sangat menghargai kerja keras mekanik timnya. Ia sangat sadar jika kerja mekanik sangat membantu dirinya untuk memacu motor sesuai keinginannya. Topan juga sadar jika mental dirinya terbentuk karena lingkungan keluarga yang juga pembalap. Akhirnya, ia angkat topi sebagai tanda terimakasihnya kepada orang-orang disekitarnya yang membantu menjadikannya seperti pembalap termuda di tim Yamaha saat ini.
Baca Selanjutnya..

Jakarta Vega Motor Club (JVMC): Seniority Is Nothing!


Yamaha Riders Club (YRC) memiliki banyak anggota dari beberapa jenis atau dari merek Yamaha. Salah satunya adalah Jakarta Vega Motor Club atau JVMC adalah komunitas motor bebek 4 Tak ini yang punya perjalanan sejarah yang berliku.

Hingga kini JVMC sudah memasuki tahun ke enam dari banyaknya eskistensi klub motor yang kian menjamur jumlahnya. JVMC berdiri tahun 2003 yang dimulai dari empat orang sahabat yaitu Fendi, Nana, Aji dan Imam yang mencoba membuat sebuah komunitas motor dibilangan Jakarta Pusat. Akhirnya nama JVC (Jakarta Vega Club) terpilih untuk mewadahi komunitas motor ini. Setelah terbentuk, mereka mensosialisasikan club motor ini lewat pamflet dan informasi mulut ke mulut dan berhasil menjaring anggota sebanyak 15 orang. Kegiatan rutin mereka lakukan setiap malam minggu, dan saat melintasi kawasan Kalibata, Jakarta Selatan mereka berjumpa dengan komunitas motor Vega lain yakni VMC (Vega Motor Club). Setelah bertemu dan berkenalan, timbul ide untuk menggabungkan komunitas motor Vega, lewat perdebatan dan pembicaraan yang panjang, akhirnya club motor JVC dan VMC digabung menjadi satu dengan nama baru JVMC.
Setelah dua club motor ini bergabung menjadi satu dan resmi memakai nama JVMC pada 17 Desember 2004, jumlah anggota membengkak menjadi 80 orang. Setelah memiliki anggota yang cukup banyak, Fendi yang berposisi sebagai Ketua Umum berinisiatif untuk memasukan komunitas JVMC kedalam YRC. Setelah melengkapi dokumen dan proposal, April 2004 JVMC berada dibawah payung YRC hingga saat ini.
Pelebaran sayap dimulai, JVMC melingkupi wilayah Jakbar, Jaksel, Jaktim, Jakut, Jakpus, Depok dan Tangerang dan jumlah anggota makin banyak hingga berjumlah 208 anggota. Setelah resmi berdiri, JVMC melakukan touring perdana ke Lampung, kemudian disusul Cirebon, Yogyakarta, Tegal, Solo, Purwokerto, Semarang, Malang, Probolinggo, Palembang, Surabaya hingga Bali. Selain touring, JVMC juga peduli terhadap masyarakat yang kurang mampu. Mereka melakukan bakti sosial dengan menyambangi pondok pesantren di kawasan Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian Yayasan Al Falah (Cirebon), korban banjir (Kalibata), korban kebakaran (Kemayoran), serta ikut menggelar acara Saur On The Road.
Besarnya nama JVMC karena kontribusi yang tak kenal lelah dari Trubus Aliando atau yang akrab disapa Boray yang saat ini menduduki jabatan sebagai Dewan Penasehat. Disamping Boray, sosok yang turut memajukan JVMC adalah Fauzar Effendi atau biasa disapa Fendi. Dengan jasanya, JVMC sukses dikenal disemua kota yang disinggahi saat melakukan touring. Selain itu, bagi anggota yang indisipliner akan mendapatkan sanksi, namun yang tidak bisa ditolerir dan anggota bisa langsung dipecat manakala terlibat narkoba. “JVMC mengharamkan narkoba dan setiap ada anggota yang terlibat kita langsung pecat dan tanggalkan semua atribut yang berhubungan dengan JVMC,” terang Fendi yang ditemui di Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Lelaki kelahiran Probolinggo 14 April 1979 ini mengaku kalau syarat menjadi anggota JVMC sangatlah mudah. Selain wajib memiliki motor Vega, calon anggota harus memiliki kelengkapan surat motor seperti STNK dan SIM, dan membayar uang pendaftaran sebesar 20 ribu rupiah. “Syarat menjadi anggota sangat mudah, selain punya motor Vega, calon anggota harus punya SIM. Dan yang asyiknya di komunitas ini tidak mengenal senioritas. Makanya kami berlakukan motto ‘Senior(ty) Is Nothing,” tambah karyawan GSD (Building Manajemen Telkom) ini.
Anggota JVCM rutin kopi darat (kopdar) setiap sabtu malam dikawasan Monas (depan gedung Indosat), mulai pukul 23.00 hingga selesai. Sementara JVMC juga rutin mengikuti berbagai kegiatan diantaranya, diantaranya Motogames tahun 2006 dan menyabet juara II, perwakilan mudik bareng Telkomsel tahun 2006, safety riding Yamaha tahun 2006, syuting iklan Yamaha membelah langit di kawasan gunung mas dan lapangan Tangerang, team pengawalan mudik bareng Yamaha tahun 2008, tuan rumah Jambore Yamaha Vega Club Indonesia tahun 2007, bintang iklan sepatu AP Boot tahun 2007, serta menjadi tiga perwakilan sebagai penjemput pembalap Yamaha Jorge Lorenzo.

JVMC berdiri: 17 Desember 2004
Lokasi Kopdar: Monas, Jakpus, setiap malam minggu jam 23.00-selesai
Sekretariat: Jalan Gajah Mungkur, No. 38 H, Jakarta Selatan
Telpon: 021- 94950030
Website: www.JVMC.co.cc
Baca Selanjutnya..

Arfan MCB: Maniak Low Rider


Inspirasi memang bisa didapat dari mana saja, tak terkecuali dengan lelaki asli Bandung bernama Arfan. Karena sangat berhasrat ingin mengubah tunggangannya beda dari yang lain, Arfan sampai rela membuka dan mencari referensi gambar keren di internet.

Setelah merasa pas dengan apa yang dicarinya, Arfan mulai merombak motor Yamaha Mio tahun 2006 miliknya. Sebenarnya, Arfan hanya ingin mengubah ‘kelir’ motornya dengan seni air brush motif tribal. Namun karena dirasa kurang, konsep low rider jadi inspirasi selanjutnya. Tanpa mau buang waktu lagi, Arfan langsung ‘menyekolahkan’ kuda besinya ke bengkel H2M (How About Matic) di kawasan Bandung.
Perombakan ekstrim dimulai, body asli Mio miliknya dibongkar total. Langkah awal adalah mengerjakan rangka dan pemanjangan besi pada swing arm-nya. Bukan hanya modal tampang, Mio miliknya juga di oprek abis. Buktinya mesin sudah nggak orisinil lagi, kapasitas mesin dinaikin jadi 150cc. Dengan menggunakan seher milik merek lain. Sementara karburator masih standar, finebelt (karet penggerak mesin, red) pakai Kytaco dan untuk lubang pembuangan alias knalpot, Arfan menggunakan handmade merek Supertrack.
Pengerjaan selama dua bulan dirasa cukup, Mio miliknya sudah tidak nampak sama sekali. Yang ada adalah motor matic dengan konsep Low Rider. Namun tak lupa untuk membuat manis motornya, Arfan juga mengganti setang asli dengan custom dengan head lamp juga custom. Soal penghargaan ? jangan diragukan. Berbagai penghargaan sukses disabetnya, diantaranya adalah Juara II kontes Mio se-Bandung, Juara III Djarum Super, dan juga pernah jadi profil di empat tabloid yakni The Motor, OtoPlus, OtoTrend, dan MotorPlus.
Arfan mengaku puas dengan tunggangannya sekarang, dan tidak sia-sia sudah menyuntikan dana sebesar Rp 12 juta. “Lumayan puas deh sama Mio gue, tapi masih ada yang kurang yakni urusan pengereman. Gue pengen pasang double cakram depan dan belakang serta setang gue mau pakai model chopper,” terang pendiri MCB (Mio Club Bandung) ini.

Pemilik: Arfan
Merek: Yamaha MIO (tahun 2006)
Model: Lowriders dengan grafis stripping
Ban: Depan Delitire-110, Belakang Delitire-144 ( dengan velg custom)
Knalpot: Handmade (merek Supertrack)
Stang dan Headlamp: Custom
Karburator : Standar, Seher bore up jadi 150 cc
Finebelt: Kytaco
Rangka dan swing arm: dipanjangkan 20 cm
Nama Bengkel: H2M (How About Matic)
Alamat : Jalan Banteng Raya, Bandung, Jawa Barat (Depan Lapangan Lodaya)
Baca Selanjutnya..

Didit - Ketua King Club Djakarta: Belajar dari Organisasi Pramuka


Kesuksesan dan keberadaan sebuah klub motor tergantung dari sosok sang ketua. Kalau tidak memiliki kapasitas memimpin dan kurang berwibawa, jangan harap komunitas tersebut mampu bertahan lama. Malah bisa terancam bubar kalau tak mau mendengar aspirasi anggota.

Sosok lelaki pendiam ini mampu ‘menetralisir’ keadaan yang sangat runyam sekalipun. Dengan kharisma dan kemampuan serta pengalaman berorganisasi yang cukup mumpuni, tak salah jika anak-anak KCDj atau King Club Djakarta memilih Didit dijadikan orang yang dituakan. Kepercayaan para anggota untuk memberikan amanat kepadanya dijawab dengan brilian. Dari mulai berdiri tahun 2002 silam hingga kini, KCDj membuktikan diri sebagai sebuah komunitas yang paling eksis dan mampu meredam konflik yang timbul.
Sebenarnya siapakah Didit yang dimaksud, hingga para anggota KCDj mempercayakannya sebagai ketua? Berikut petikan wawancarannya dengan sosok lelaki kalem ini.

Bisa ceritakan awal mula mendirikan KCDj?
Sekitar tahun 2000, saya sering nongkrong di depan kolam renang Senayan. Saya kumpul bareng tiga teman (mereka adalah Torro, Dodo, dan Alam. Saat ini mereka- termasuk Didit- menduduki posisi sebagai Dewan Pendiri di KCDj) yang sama-sama pengila motor RX King. Pertemuan tanpa jadwal itu menghasilkan ide untuk membuat sebuah komunitas motor khusus RX King. Kemudian kita saling bertukar pikiran bagaimana cara merealisasikan ide kita itu. Memang bukan hal mudah dan ide itu terus kami pikirkan. Hingga tahun 2002 komunitas itu baru terbentuk.

Kenapa sampai memakan waktu hingga dua tahun? Apa sih kendalanya?
Waktu itu kita masih bingung, bagaimana proses rekrutmen anggota. Terus bagaimana cara mengatur mereka. Walaupun sudah terkonsep dengan baik menyangkut komunitas yang akan kita dirikan, namun persiapan matang dan teknis lain wajib kita pikirkan.

Saat pemilihan nama komunitas ada kesulitan tidak?
Awalnya kami berempat sepakat untuk memberikan nama “The Jak”. Alasannya karena kami semua berdomisili di Jakarta. Tapi karena kurang pas, lalu muncul nama Batavia. Nama ini juga masih terasa cocok. Akhirnya kita memilih nama KCJ (King Club Jakarta). Nama terakhir belumlah final, kami melihat ada kesamaan nama daerah di Indonesia yang membuat kami harus memutar otak mencari nama lain dan akhirnya lahir nama KCDj (King Club Djakarta). Kata ”Jakarta” kami gunakan dengan ejaan lama. 6 Desember 2002 KCDj resmi dideklarasikan di kolam renang Senayan, Jakarta.

Proses rekruitmen anggota baru bagaimana?
Nah ini yang waktu itu jadi fokus kita. Pada 2002 silam memang warnet masih jarang untuk berkomunikasi, sementara kalau dibikin poster butuh biaya. Akhirnya kami memutuskan mencari anggota baru lewat pertemanan (mulut ke mulut), serta lewat bengkel dimana kami sering nongkrong. Lewat ‘media’ itu lumayan sukses menjaring anggota KCDj baru.


Apakah sebelumnya Anda punya pengalaman bergorganisasi?

Soal organisasi saya lumayan banyak makan asam garam, sebelum jadi ketua disini (KCDj) saya pernah ditunjuk untuk posisi yang sama saat masih aktif di Admonco (anggota IMI). Selain itu saya dulu memang suka dengan organisasi Pramuka. Bakat dan kemampuan saya selama ini akhirnya berlanjut hingga memegang KCDj. Sedangkan pendidikan saya adalah Sarjana Pelayaran. Ini memang tidak berhubungan sama sekali organisasai, apalagi dengan otomotif. Namun karena hobi, semua bisa saja terjadi seperti saya yang malah tertarik dengan dunia otomotif.

Kapan pelantikan KCDj pertama, dimana dan anggotanya berapa?
Pelantikan pertama KCDj tahun 2003 di Puncak, Jawa Barat. Waktu itu anggota KCDj sudah mencapai 110 orang. Jumlah yang lumayan banyak untuk sebuah komunitas motor.

Setiap komunitas motor pasti banyak aturan, kesalahan apa sih yang bisa menjadikan anggota dipecat?
Benar itu, dimanapun kita masuk kedalam komunitas motor pasti ada aturan yang berlaku. KCDj merupakan komunitas yang santai dan penuh dengan rasa solidaritas dan kekeluargaan. Tak ada istilah senior junior, namun kesalahan yang tak bisa ditolerir hingga berujung pemecatan adalah saat anggota mencemarkan nama baik KCDj. Kita juga tak mentoleril anggota yang terlibat kriminalitas dan narkoba (pengedar dan pemakai -red).

Apakah ada aturan di KCDj bagi anggotanya wajib kumpul dan touring bareng?
Komunitas kami santai dan toleran kok. Kalau saat kumpul salah satu anggota ada yang tak bisa hadir, ya tak apa-apa. Misalnya ada kerabat yang meninggal, berbentutan dengan jadwal kerja dan sebagainya. Kami tak mempermasalahkan itu. Yang penting harus ada komunikasi, minimal lewat SMS.

Ribet gak sih ngatur 614 motor saat touring?
Anggota KCDj memang 614. Tapi pada saat touring pasti ada yang berhalangan hadir karena berbagai alasan. Namun demikian sebelum berangkat kita lakukan briefing dan saling mengingatkan anggota kalau ada yang terlupakan (STNK atau SIM C -red).

Daerah yang pengen banget disambangi?
Anggota KCDj kepingin sekali touring ke Aceh (0 Km). Kapan pastinya masih kita bicarakan dan jadwalnya disesuaikan agar banyak anggota yang ikut serta. Selian itu, kami juga terlibat dalam komunitsa nasional. Tahun ini KCDj jadi tuan rumah Jambore Nasional RX King yang diadakan di Ragunan. Rencannya Jambore tahun depan kita akan menyambangi Lombok, salah satu kawasan wisata yang fantastis dan indah.

Selama menjadi ketua, kendala apa yang paling berat?
Kendala pasti ada. Namun secepat mungkin kita harus benahi agar tak berlarut-larut. Untuk mengatur anggota yang jumlahnya 614 kita serahkan kepada masing-masing Koordinator Wilayah (KorWil) mengatur anggotanya. Kalau masih ada kesulitan baru saya akan turun membantu. Yang pasti, setiap komunitas pasti punya peraturan yang berbeda-beda serta konsep yang tak sama. Tapi jika komunitas kita ingin besar dan tetap eksis, ketua harus bisa berbaur dengan anggota dan sebisa mungkin harus demokrtis dan jangan memberikan peraturan yang membuat anggota merasa terkekang yang pada akhirnya komunitas itu akan bubar.

Terimakasih banyak atas waktunya yah mas Didit
Oke, sama-sama. Sukses untuk Motodream.

Baca Selanjutnya..

KCDj (King Club Djakarta): Hapus Citra Komunitas Brandalan


YRC (Yamaha Riders Community) punya banyak anggota yang masing-masing membawa bendera motor produksi Yamaha. Sebut saja komunitas Mio, Vixion, Scorpio Z, Jupiter Z, Jupiter MX dan RX King. YRC saat ini membawahi 13 klub motor Yamaha. Salah satu anggota YRC yang hingga kini tetap eksis adalah King Club Djakarta atau KCDj.

Perjalanan berliku dan panjang membuat KCDj cukup disegani dan dikenal semua kalangan. Berangkat dari tahun 1980 saat masih tergabung dalam Admonco (Anggota Ikatan Motor Indonesia), embrio KCDj mulai terbentuk. Awalnya empat penggemar motor ‘kenceng’ RX King berkumpul secara nggak sengaja di kawasan kolam renang Senayan, Jakarta. Mereka adalah Didit, Torro, Dodo dan Alam. Ide untuk membentuk komunitas memang selalu menghampiri mereka. Namun baru pada 2002 KCDj menyeruak kepermukaan sebagai komunitas motor independent.
Setelah komunitas ini terbentuk, mulailah proses rekrutmen dijalani. Dengan sasaran tembak menjaring anggota baru, mereka tak segan untuk bergerilya. Lokasinya berbeda dan metode bervariasi mulai dari mulut ke mulut, bengkel, hingga mengadakan event yang diadakan secara swadaya. Harapan mereka tentu jelas. Mereka ingin klub motor ini makin dikenal. Setelah mendapatkan anggota yang sudah ‘memenuhi syarat’, KCDj mulai melakukan aktivitas resmi untuk mengukuhkan posisi anggota secara legal khas KCDj. Tahun 2003 merupakan tahun bersejarah dalam perjalanan komunitas ini, pasalnya ditahun itu juga dilakukan pelantikan anggota pertama komunitas penunggang motor dua tak ini yang dilakukan di daerah Puncak, Jawa Barat. “Tahun 2002 KCDj dibentuk, dan selang setahun kemudian komunitas ini melakukan pelantikan perdana untuk angkatan pertama. Lumayan sukses dan sangat berkesan,” terang Didit sang ketua KCDj saat dijumpai di Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu.
Tahun 2005, KCDj mengadakan gathering yang pertama di Bumi Perkemahaan Cibubur. Acara ini dihadiri semua anggota KCDj. KCDj juga selalu mengikuti berbagai kegiatan dan event-event nasional. Motivasi para anggota biker begitu besar untuk mengembangkan club. Mereka bertekad memajukan KCDj dan mencoba menghapuskan stigma yang sangat kental dalam pandangan masyarakat bahwa komunitas pengguna motor RX King merupakan kawanan brandalan yang hanya membuat keonaran dan kriminalitas. Bahkan sampai ada segelintir masyarakat yang membuat plesetan untuk KCDj yakni “Kelompok Copet dan Jambret!”. “Ini yang coba kita hilangkan dari pandangan masyarakat sejauh ini. Memang motor RX King selama ini kental sekali dengan aroma kekerasan dan kriminalitas. Namun kami berbeda dan nggak sama dengan apa yang masyarakat pikirkan,” ujar Torro salah satu pendiri KCDj.
Sebagai langkah awal menghilangkan stigma miring yang melekat di masyarakat, para anggota KCDj turun langsung dalam beberapa kegiatan kemanusiaan. Seperti saat terjadi bencana Tsunami di Aceh, KCDj mengadakan bakti sosial dan menyerahkan langsung sumbangan ke daerah yang dikenal dengan julukan ‘Serambi Mekkah’ itu. Kemudian saat banjir besar yang menenggelamkan Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, KCDj juga terjun langsung membantu. Sebenarnya masih banyak kontribusi yang diberikan KCDj untuk meringankan penderitaan korban bencana.
Walaupun KCDj identik dengan dunia otomotif dan kecepatan, namun beberapa prestasi membanggakan juga turut mereka torehkan. KCDj buktinya pernah menjadi bintang iklan produk motor Yamaha, ikut serta dalam film ‘Dunia Tanpa Koma’, ajang pencarian bakat pelawak atau API TPI, menjadi talent di beberapa stasiun televisi swasta seperti RCTI, Antv, dan Trans7, serta menjadi peserta Kuis Siapa Berani yang ditayangkan di Indosiar.
Hingga saat ini total anggota KCDj berjumlah 614. Terbagi dalam lima wilayah Jakarta (Barat, Selatan, Utara, Timur, dan Pusat) dan masih terbuka kemungkinan besar jumlah itu akan terus bertambah. “Untuk menjadi anggota KCDj cukup mudah, beberapa persyaratan yang saya sebutkan harus dipenuhi, jika tidak maka belum bisa masuk kedalam komunitas ini,” terang Didit.
Selama terbentuk, KCDj sudah beberapa kali touring ke kota-kota besar di Indonesia. Untuk touring terjauh KCDj adalah wilayah Padang dan Bali. Sementara wilayah terdekat Puncak dan Lampung. Saat ini komunitas bikers tersebut sangat ingin menyambangi wilayah Aceh atau biasa dekenal dengan istilah “0 Km”. Untuk mempererat kebersamaan diantara elemen KCDj, pada Agustus lalu, mereka menggelar Jambore RX King pertama pertama digelar di Ragunan Jakarta Selatan, semua anggota KCDj dari seluruh Indonesia turut menghadiri event ini. Rencananya Jambore RX King Indonesia 2009 mendatang akan diadakan di Lombok .
Yang patut diacungi jempol adalah rasa solidaritas yang sangat tinggi. Bukan saja saat menemui biker yang sedang bermasalah saat dijalanan (motor rusak-red) namun juga untuk sesama anggota KCDj. Salah satunya aktifitas tersebut ketika ada salah seorang anggota KCDj yang meninggal karena sakit ataupun jadi korban kecelakaan. Para anggota dengan sukarela memberikan santunan demi meringankan beban keluarga yang ditinggalkan. Bahkan ketika di saat-saat bahagia ketika ada anggota yang menikah, maka masing-masing wilayah mewakili anggota KCDj yang menikah untuk datang. Intinya, klub ini benar-benar mengutamakan persaudaraan.

Syarat jadi anggota KCDj :
1. Memiliki motor RX King (Lengkap STNK dan BPKB)
2. Plat motor harus B
3. Memiliki SIM C
4. Sehat Jasmani dan Rohani
5. Sudah melakukan perjalanan minimal 200 KM
6. Mengisi formulir keanggotaan
7. Mematuhi tata tertib yang berlaku di KCDj
Baca Selanjutnya..

Kesaksian Joki motor Balap Liar


Deru mesin motor memecah telinga dan keheningan malam. Dua sosok lelaki terlihat berada di atas motornya persis dibelakang lampu merah. Ketika lampu merah di jalan berwarna hijau disaat itulah mereka menarik gas sekuatnya. Disinilah seorang Joki menjalani kenekatan. Baginya, jalanan adalah saksi dan motor menjadi bukti kehidupan seorang Joki.

Bagi Joki atau pembalap motor liar kecepatan adalah kehidupan. Mereka berani duel balapan di jalan raya meski hanya diterangi lampu jalan tanpa dilengkapi pengaman apapun. Semuanya itu untuk menentukan siapa yang menjadi raja jalanan di malam itu. Menang berarti senang dan kalah berarti payah dan tak dapat apa-apa.
Bagi Botak, (nama samaran) menjadi seorang Joki ibarat nafas bagi hidupnya. Ia menjadi Joki sejak tahun 2002. Itu artinya ia sudah menjadi Joki lebih selama 7 tahun. Perawakannya yang sederhana dan sama sekali tidak botak tentunya akan membuat Anda tak menyangka jika ia penantang maut diatas motor. Ia menghadapi ini karena membalap adalah kesenangan yang tak ternilai dengan apapun.
Dulunya Botak adalah seorang mekanik bengkel motor di daerah Rawamangun. Ia mencintai motor ketika ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Semua dilakukannya karena ia tergila-gila dengan yang namanya motor. Meski baru menginjak kelas 2 SMP dan sudah pandai dengan mesin motor, ia mulai tertarik untuk menjadi Joki.
Alhasil Botak dipercaya oleh teman-temannya untuk menjadi Joki. Menjadi Joki karena butuh uang? Tidak juga. Ia melakukan itu karena ia tahu kalau kesenangan membalap bisa ia dapatkan langsung diatas motor yang ia gas sendiri. Tadinya ia suka memperhatikan bagaimana Joki motor melaju didepannya dengan kecepatan tinggi. Ia suka membayangkan kesenangan yang didapat seorang Joki dan kini ia bisa merasakan kecepatan adrenalin mengalir di jantung dan urat nadinya.
Botak menyadari jika untuk menjadi seorang Joki perlu keahlian. Pertama tentunya haruslah mengerti tentang mekanik agar ia tahu mesin motor apa yang kuat meski dipacu hingga lebih dari 150 km/jam. Kemudian mengenali kemampuan ban, rem, oli hingga karakteristik bahan bakar yang sesuai untuk kecepatan tinggi. Tapi, mengenali mesin baru sekulit ari dari seorang Botak. Baginya yang paling menentukan untuk seorang Joki adalah keberanian. Nyali seringkali berhadapan dengan intuisi. Dia bisa tahu karakter musuh yang ia hadapi. Apalagi jika ia punya “feeling” kalau lawannya berniat untuk mencelakakannya. “Daripada ‘dimakan’ mendingan ‘makan’ duluan” begitu prinsip Botak untuk menghadapi lawannya. Baginya keberanian sangat mempengaruhi kemenangan atas lawannya ketika balapan diatas aspal.
Dalam semalam Botak bisa nge-gas (balapan, red) sampai 2 kali. Disaat itu pula ia bisa mendapatkan uang taruhan. Di dunia Joki mengenal 3 kategori balap liar. Ada jenis balap liar, nge-drag dan bebas. Semuanya punya ciri khas sendiri. Botak termasuk Joki untuk balap bebas. Di malam itu sangat maklum jika ada yang namanya taruhan. Untuk semalam balap liar ada taruhan yang sejumlah ratusan ribu hingga 1 juta. Nah, untuk yang taruhan untuk “panjeran” bisa sampai 1 juta sedangkan untuk taruhan “gabrukan” biasanya hanya sejumlah ratusan ribu.
Dalam suatu malam Botak pernah merasakan bagaimana dirinya mendapat 15% - 20% dari hasil kemenangan yang ia raih. Ia mendapatkan dari orang yang menang taruhan dari motor yang ia kebut. Botak juga pernah mendapatkan 1 juta dalam semalam dan minimal 200 ribu dalam semalam.

Makin Ngebut Makin Dekat Maut

“Semuanya untuk kesenangan aja. Tapi kalau sudah kena musibah kecelakaan? Apa boleh buat?” ujar Botak sambil ngemil French Fries menjelaskan alasan mengapa ia menjadi seorang Joki dan risiko yang ditanggungnya. Bagi kita mungkin sudah pernah mendengar bagaimana mengerikannya kecelakaan yang diakibatkan dari balap liar. Ada yang patah kaki, memar luka dalam hingga kematian. Semuanya adalah kenyataan dan bukan isapan jempol untuk menakuti pembalap lainnya.
Joki tetaplah seorang manusia. Meskipun Botak memiliki jam terbang yang tinggi namun ia sadar jika kecelakaan selalu mengintai setiap ia nge-track di jalan. Namun masalahnya seringkali nyali berhadapan dengan “feeling”. Disinilah ia menghadapi dilema dalam hitungan sepersekian detik, apakah ia harus mengikuti nyali atau perasaannya. Semua itu tergantung pada suara hatinya.
Di suatu malam Sabtu Botak sedang kuda-kuda diatas motornya. Sorak penonton semakin ramai ketika lampu merah mendekati warna hijau. Namun mendadak ia turun dari motornya. Kejadian ini membuat penasaran seluruh orang dan lelaki ini hanya mengatakan “Motornya enggak sehat!” Namun itu hanyalah alasan Joki ini untuk mengurungkan niatnya balap. Sejujurnya ketika itulah ia teringat pada pacarnya. Ia masih ingat dengan jelas bagaimana sang cintanya mengatakan, “Kamu boleh jadi Joki. Tapi kalau kamu jatuh, aku enggak mau nengokin apalagi kalau sampai kamu meninggal!” Hanya ucapan itulah yang mampu membuat Botak untuk mundur dari balapan. Apalagi karena ia sedang menabung untuk rencana menikah tahun ini dengan gadis yang dicintanya.

Pegawai Dealer Mobil
Kehidupan malam Botak yang begitu kompleks rupanya berbeda 180 derajat. Di hari-hari kerja ia adalah seorang pegawai kantoran. Ia bekerja untuk sebuah dealer Daihatsu di daerah Jakarta. Berangkat pagi, pulang sore dan kadang pulang malam karena ada lemburan.
Di kantor ini ia bekerja sebagai supir yang biasa bawa mobil dari pelabuhan Tj. Priok ke dealer. Botak baru bekerja 1,5 tahun di tahun ini. Iapun memulai kerjanya sebagai seorang Office Boy di kantor tersebut. Profesi ini dijalani selama 6 bulan hingga akhirnya ia diangkat menjadi supir karena punya kemampuan untuk membawa mobil.
Meski hidup kantoran sekarang sudah lebih baik namun Botak tak mengenal kata puas. Ia ingin meningkatkan karir di kantor tempat dirinya bekerja. “Saya maunya jadi Marketing tapi belum ada kesempatannya” begitu jelas Botak.
Kini setelah 1,5 tahun menjadi orang kantoran dan 6 tahun menjadi Joki membuat Botak harus memilih jalan hidupnya. Rencananya ia akan meninggalkan dunia Joki dan ingin membangun keluarga dengan seorang gadis yang dicintanya.
Baca Selanjutnya..